Sepertinya selama hidup saya, lebih banyak orang yang 'meminjam'
sesuatu pada saya dibandingkan saya yg meminjam sesuatu pada orang lain.
Dari jaman TK sampai sekarang.
Tidak banyak sih yang saya ingat detailnya.
Ketika
SD, yang paling saya ingat adalah teman saya bernama Lia. Waktu itu
kami kelas 1-2 SD. Dua tahun se kelas. Dan selama itu, sering pula
setiap istirahat dia pinjam uang saya karena dia jarang dapat uang
jajan, dan kalau pun jajan, terkadang lebih sedikit dari saya. *atau
jangan2 sebenarnya dia jajannya banyak, tapi dia bohongin saya? Maybe..*
Dan
tahu? Waktu itu saya masih kecil...tidak begitu mengerti
utang-mengutang. Ditambah dengan sifat pelupa saya, dan ditambah sifat
'tidak tegaan' dan 'tidak enak hati' saya...jadilah...dia terus2an
pinjam uang, dan tidak pernah mengembalikannya..
Kalau
saya nagih, ada saja alasannya, yang uangnya belum ada lah.. apa lah..
sampai akhirnya saya melupakannya dan mengikhlaskannya..
Begitu
juga dengan barang. Saya sering kehilangan penghapus, penggaris,
pensil,... tapi hilang bukan karena teledor, melainkan hilang karena
tidak dikembalikan oleh yang meminjam...yang saya pun lupa siapa saja
yang pinjam hingga tidak bisa menagihnya T__T
Tragis.
Jadinya,
saya dulu memang paling tidak betah punya barang. Baru beli, beberapa
hari kemudian sudah hilang. Dalam setahun ada kali berpuluh kali saya
beli pensil, penghapus, dan penggaris *lebay*
sampai mama
saya suka mengomel, "Kenapa sih barang suka hilang? Coba barang itu
dijaga baik2. Lihat saja..dulu waktu mama sekolah tuh penggaris dari
kelas 1 sampai kelas 6, utuh. Nggak hilang dan nggak patah..."
Dan kalau sudah begini saya cuma speechless hehe. Untung selalu ada papa saya yang senang membela saya hehe.
Nah, nasib saya ini terus berlangsung ...
Kelas
3, 4, 5, dan 6 , SMP, dan SMA...selalu saja jadi tempat teman2 minta
bantuan, apalagi kalau sudah uang..pasti lari ke saya T__T
Saya jadi bingung, apakah di kening saya ini tertulis 'bank berjalan'?
Nah... saya pikir di kampus, tidak akan terjadi hal seperti itu-itu lagi.
Eh...ternyata
tetap saja ada ya... saya benar-benar tidak bisa lepas dari masalah
ini kayaknya.. heheh *meringis*. Seolah-olah ini memang sudah garisan
nasib..
Sekarang ini, saya malah punya banyak (beberapa teman)yang bolak balik minjam uang ke saya.
Salah satunya adalah teman dekat saya *lagi*.
Yang
satu, katakan lah, R. Dia teman satu jurusan, tapi tidak terlalu dekat
dengan saya. Hm, dekat sih.. sering ngumpul bareng, tapi saya rasa
kami tidak sedekat itu. (menurut saya dia bukan sahabat/teman dekat
saya walau kami sering ngumpul bareng)
Kalau masalah
curhat dan masalah2 berbau pribadi, dia lebih sering ngobrol ke
temannya, tidak ke saya. Begitu juga saya, saya tidak pernah cerita2
masalah pribadi ke dia, paling hanya sebatas hal-hal umum saja yang
saya dan dia bicarakan.
Tapi, anehnya.... suatu kali dia
mendekati saya untuk curhat. Dia curhat masalah keluarga dan apa saja ,
membuat saya dalam hati terheran2. Tumben dia cerita ke saya?
Sampai
pada akhirnya diai minjam uang 50.000, dengan alasan dia belum dikasih
uang jajan, dan dia mau beli sesuatu barang 'penting' yang saya tidak
tahu apakah itu. Saya tidak terlalu suka menanya2 hal-hal seperti itu,
karena takut mengganggu privacynya. Jadi saya berikan saja tanpa banyak
tanya.
Setiap saat dia selalu bilang akan ganti 'bulan
depan'. Tapi begitu 'bulan depan' dia akan katakan lagi 'saya belum ada
uang, ka. Bulan depan ya, saya janji.'
'bulan depan' kemudian ada lagi alasannya, sampai saya sendiri mulai malas menagih dan memutuskan untuk melupakannya saja.
Dan kemudian suatu kali dia cerita papanya kena PHK. Sudah 3 bulan tidak kerja, katanya. Dan dia butuh uang. 300.000.
Saya
prihatin. Kasian sekali. Akhirnya saya pinjamkan, karena dia janji
kalau 'pacarnya' gajian, dia akan ganti. Yang mana belum juga sampai
sekarang diganti..
Teman dekat saya, katakan lah E,
lebih parah lagi dari R. Setiap kali selalu dan selalu lari ke saya
kalau butuh uang. Memangg minjamnya sedikit2, kadang 10000 saja, kadang
5000 saja, kadang malah cuma 2000 saja. Paling tinggi adalah 20000.
Tapiiiii....kalau begitu terus hampir setiap hari, kalau dikumpul2 itu
berapaaa totalnya??
Mungkin karena E ini bisa dibilang
teman dekat saya, jadi dia tak segan2 sama saya. Terlebih saya orangnya
juga tidak bisa tegas kali ya?
Teman2 yang lain pun
senang sekali 'meminjam' pulsa handphone. Terlebih beberapa diantara
mereka tahu kalau saya pakai kartu prabayar. Makin getol saja mereka
minjam tiap hari untuk nelpon.
Tapi memang kadang saya
juga sih yang menyuruh mereka untuk nelpon. Kalau mereka minta pinjam
untuk SMS, Saya izinkan mereka pakai hp saya. "Telpon aja sekalian,
susah nanti kalo SMS," kata saya.
Maksud hati
karena saya mau cepat selesai urusannya. Kalau SMS kan nanti bolak
balik mulu pinjam hp untuk balas-balasan -__-". Jadi mendingan langsung
telpon.
Saya sih bukannya nggak ikhlas...cuma heran
saja.. sering banget mereka yang minjam2 itu (barang, uang, atau pulsa)
adalah orang2 yg tidak begitu dekat dengan saya. Misalnya, kalau urusan
jalan, shopping, atau menggosip, mereka lebih senang sama teman2
mereka. Tapi giliran minjam2, uang, barang, dan pulsa.. larinya ke
saya. Why???
Ini memang bukan kali pertama teman2 saya
meminjam uang saya. Sebelumnya, memang banyak yang meminjam sejumlah
uang yang nominalnya cukup besar. walau sampai sekarang, yang bisa
mereka kembalikan baru setengah dari jumlah yang mereka pinjam.
Beberapa kali sempat saya tanyakan, tapi melihat keadaan, kadang saya
jadi ga tega. Sampai akhirnya seperti biasa saya belajar mengikhlaskan
saja dan berpikir, "Alhamdulillah kalo dia bisa bayar, tapi jangan
berharap terlalu banyak, deh. Ikhlaskan saja. Insya Allah nanti ada
gantinya yang lebih baik.."
Saya bukan orang yang bisa
bilang TIDAK. Dalam banyak hal, rasa iba lebih sering mengalahkan
logika & keputusan saya. Hanya saja, belakangan ini saya merasa
'sedikit' dimanfaatkan. Entahlah, mungkin saya suuzon
*astaghfirullah*, hanya saja melihat dari betapa seringnya mereka
meminta tolong pada saya, sementara saya tau, kalau mereka sedang
senang mereka tidak dengan saya dan lebih dekat dengan teman2nya yg
lain, tapi giliran sedang susah malah saya yang didekatin. Mungkin
karena 'mereka' tau, kalo saya paling ga bisa menolak.
hm...
Dan
kata2 yang paling menohok adalah kata2 dari teman saya bernama M. M
ini adalah teman dekat saya, dan juga teman dekat beberapa orang yang
di atas (yang saya bilang sering minjam2 ke saya). Kemarin ketika kami
sedang ngobrol berdua di rumah saya, sampailah kami pada pembicaraan
soal 'pinjam'.
Karena kemarin, ketika kami asyik
ngobrol..mendadak ada SMS masuk dari R *lagi*. Dan kebetulan M membaca
SMS itu dan M kaget. "Ka, si R mau pinjam uang 500.000???"
Saya yang sudah biasa dengan R ini sih hanya santai. Sementara M tak percaya. "Banyak betul?? Kenapa?"
Akhirnya
kami jadi bicara ngalor ngidul, dan saya curhat kalau saya agak kesal
juga sama R karena senang minjam tapi tidak pernah kembalikan. Saya
juga curhat tentang teman2 yg lain. Sampai akhirnya M nyeletuk.. "Kamu
sadar nggak sih? Kalau mereka itu cuma memanfaatkan fasilitasmu?"
Saya diam.
Saya
diam karena sebenarnya selama ini saya juga tahu itu, tapi tidak mau
menyadari. Dan kini ada orang yang mengatakan itu di depan saya, membuat
saya jadi sadar kalau...ah..ternyata benar. Ini nyata. Saya cuma
dimanfaatin.
M: "aku bukannya mau fitnah atau apa... tapi
aku kasih tau gini juga..karena aku bisa liat sendiri. Kamu liat kan?
Kalau mereka sedang susah aja apa2 larinya ke kamu. Itu karena mereka
lihat kamu punya fasilitas lebih dari mereka. Dan kamu juga...terlalu
baik *?*, Ka... makanya mereka jadi tidak segan2.."
Lalu
pembicaraan kami tiba2 berubah haluan ke seorang teman. Sebut saja
namanya Dilla. Dulu dia adalah teman kami juga, hanya saja dia keluar
dari kampus, karena tidak kuat di farmasi *tidak kuat bergadang
mengerjain laporan hehe*. Dilla ini anaknya tajir . keliatan banget
memang. Sepertinya sih paling tajir di kelas kami waktu itu. Anaknya
juga modis banget. Make upnya menor hehe. Tapi dia baiikkk banget :)
Dia seorang model.
Tapi
entah kenapa sejak pertama kali dia masuk kuliah, tidak ada yang
berteman dekat dengannya. Tidak menjauhi sih, tapi tidak juga berteman
dekat. Setiap hari di kampus saya selalu lihat dia duduk sendirian.
Tidak ada yang mengajaknya mengobrol. Kadang dia coba nimbrung..tapi
teman2 cenderung ngomongin sesuatu yang tidak dia mengerti. Pokoknya
kelihatan banget deh tidak ada yang niat jadi teman dekat dengannya.
Akhirnya karena tidak enak, kadang saya selalu ngajak dia gabung dengan
teman2 saya.
Tapi sepertinya sayangerti sih kenapa banyak
yang tidak bisa dekat dengan dia.. karena saya sendiri pun tidak bisa
dekat dengannya ^^;
Habisnya kadang kalau saya ajak
bicara, pembicaraan kami suka tidak nyambung hehe. Maklum lah...saya
kan anaknya rada2 katro..hehe..sedangkan dia modis banget. Aku jadi
merasa kebanting setiap dekat dengannya heheh, jadi rada2 canggung juga
ngobrol dengan dia. Tapi dia anaknya baiikkkk banget, dan sangat ramah
.
Yang saya suka kasihan.. teman2 ngedeketin Dilla cuma
kalau dia lagi bawa barang2 bagus, misalnya HP keren, laptop, atau apa
lah.. Kelihatan banget dia cuma dimanfaatkan..karena dia dideketin cuma
kalau lagi dibutuhin barangnya saja. Kalau sedang nggak dibutuhin, ya
dilupakan..
Sekarang Dilla sudah tidak ada. :'(
Nah..sekarang, mengingat kasus Dilla dan juga kata2 Mia.. saya jadi berpikiran yang macam2.
Mungkin saya memang suuzon, tapi kalo bolak balik pinjem apa2 selalu ke saya, wajar ga ya kalo saya merasa dimanfaatkan?
The Year of Starting All Over Again
-
This morning I woke up with excitement as I have appointment for another
“mentee” that will join the career consultation with me. After the first
mentee ...
1 tahun yang lalu