Selasa, 06 Maret 2012

Minjem atau Manfaatin!?

Diposting oleh Eka Suzanna di 08.17 0 komentar
Sepertinya selama hidup saya, lebih banyak orang yang 'meminjam' sesuatu pada saya dibandingkan saya yg meminjam sesuatu pada orang lain.

Dari jaman TK sampai sekarang.

Tidak banyak sih yang saya ingat detailnya.

Ketika SD, yang paling saya ingat adalah teman saya bernama Lia. Waktu itu kami kelas 1-2 SD. Dua tahun se kelas. Dan selama itu, sering pula setiap istirahat dia pinjam uang saya karena dia jarang dapat uang jajan, dan kalau pun jajan, terkadang lebih sedikit dari saya. *atau jangan2 sebenarnya dia jajannya banyak, tapi dia bohongin saya? Maybe..*

Dan tahu? Waktu itu saya masih kecil...tidak begitu mengerti utang-mengutang. Ditambah dengan sifat pelupa saya, dan ditambah sifat 'tidak tegaan' dan 'tidak enak hati' saya...jadilah...dia terus2an pinjam uang, dan tidak pernah mengembalikannya..

Kalau saya nagih, ada saja alasannya, yang uangnya belum ada lah.. apa lah.. sampai akhirnya saya melupakannya dan mengikhlaskannya..

Begitu juga dengan barang. Saya sering kehilangan penghapus, penggaris, pensil,... tapi hilang bukan karena teledor, melainkan hilang karena tidak dikembalikan oleh yang meminjam...yang saya pun lupa siapa saja yang pinjam hingga tidak bisa menagihnya T__T

Tragis.

Jadinya, saya dulu memang paling tidak betah punya barang. Baru beli, beberapa hari kemudian sudah hilang. Dalam setahun ada kali berpuluh kali saya beli pensil, penghapus, dan penggaris *lebay*

sampai mama saya suka mengomel, "Kenapa sih barang suka hilang? Coba barang itu dijaga baik2. Lihat saja..dulu waktu mama sekolah tuh penggaris dari kelas 1 sampai kelas 6, utuh. Nggak hilang dan nggak patah..."

Dan kalau sudah begini saya cuma speechless hehe. Untung selalu ada papa saya yang senang membela saya hehe.

Nah, nasib saya ini terus berlangsung ...

Kelas 3, 4, 5, dan 6 , SMP, dan SMA...selalu saja jadi tempat teman2 minta bantuan, apalagi kalau sudah uang..pasti lari ke saya T__T


Saya jadi bingung, apakah di kening saya ini tertulis 'bank berjalan'?

Nah... saya pikir di kampus, tidak akan terjadi hal seperti itu-itu lagi.

Eh...ternyata tetap saja ada ya... saya benar-benar tidak bisa lepas dari masalah ini kayaknya.. heheh *meringis*. Seolah-olah ini memang sudah garisan nasib..

Sekarang ini, saya malah punya banyak (beberapa teman)yang bolak balik minjam uang ke saya.

Salah satunya adalah teman dekat saya *lagi*.

 Yang satu, katakan lah, R. Dia teman satu jurusan, tapi tidak terlalu dekat dengan saya. Hm, dekat sih.. sering ngumpul bareng, tapi saya rasa kami tidak sedekat itu. (menurut saya dia bukan sahabat/teman dekat saya walau kami sering ngumpul bareng)

Kalau masalah curhat dan masalah2 berbau pribadi, dia lebih sering ngobrol ke temannya, tidak ke saya. Begitu juga saya, saya tidak pernah cerita2 masalah pribadi ke dia, paling hanya sebatas hal-hal umum saja yang saya dan dia bicarakan.

Tapi, anehnya.... suatu kali dia mendekati saya untuk curhat. Dia curhat masalah keluarga dan apa saja , membuat saya dalam hati terheran2. Tumben dia cerita ke saya?

Sampai pada akhirnya diai minjam uang 50.000, dengan alasan dia belum dikasih uang jajan, dan dia mau beli sesuatu barang 'penting' yang saya tidak tahu apakah itu. Saya tidak terlalu suka menanya2 hal-hal seperti itu, karena takut mengganggu privacynya. Jadi saya berikan saja tanpa banyak tanya.

Setiap saat dia selalu bilang akan ganti 'bulan depan'. Tapi begitu 'bulan depan' dia akan katakan lagi 'saya belum ada uang, ka. Bulan depan ya, saya janji.'

'bulan depan' kemudian ada lagi alasannya, sampai saya sendiri mulai malas menagih dan memutuskan untuk melupakannya saja.

Dan kemudian suatu kali dia cerita papanya kena PHK. Sudah 3 bulan tidak kerja, katanya. Dan dia butuh uang. 300.000.


Saya prihatin. Kasian sekali. Akhirnya saya pinjamkan, karena dia janji kalau 'pacarnya' gajian, dia akan ganti. Yang mana belum juga sampai sekarang diganti..

  Teman dekat saya, katakan lah E, lebih parah lagi dari R. Setiap kali selalu dan selalu lari ke saya kalau butuh uang. Memangg minjamnya sedikit2, kadang 10000 saja, kadang 5000 saja, kadang malah cuma 2000 saja. Paling tinggi adalah 20000. Tapiiiii....kalau begitu terus hampir setiap hari, kalau dikumpul2 itu berapaaa totalnya??

Mungkin karena E ini bisa dibilang teman dekat saya, jadi dia tak segan2 sama saya. Terlebih saya orangnya juga tidak bisa tegas kali ya?

Teman2 yang lain pun senang sekali  'meminjam' pulsa handphone. Terlebih beberapa diantara mereka tahu kalau saya pakai kartu prabayar. Makin getol saja mereka minjam tiap hari untuk nelpon.

Tapi memang kadang saya juga sih yang menyuruh mereka untuk nelpon. Kalau mereka minta pinjam untuk SMS,  Saya izinkan mereka pakai hp saya. "Telpon aja sekalian, susah nanti kalo SMS," kata saya.


Maksud hati karena saya mau cepat selesai urusannya. Kalau SMS kan nanti bolak balik mulu pinjam hp untuk balas-balasan -__-". Jadi mendingan langsung telpon.

 Saya sih bukannya nggak ikhlas...cuma heran saja.. sering banget mereka yang minjam2 itu (barang, uang, atau pulsa) adalah orang2 yg tidak begitu dekat dengan saya. Misalnya, kalau urusan jalan, shopping, atau menggosip, mereka lebih senang sama teman2 mereka. Tapi giliran minjam2, uang, barang, dan pulsa.. larinya ke saya. Why???

Ini memang bukan kali pertama teman2 saya meminjam uang saya. Sebelumnya, memang banyak yang meminjam sejumlah uang yang nominalnya cukup besar. walau sampai sekarang, yang bisa mereka kembalikan baru setengah dari jumlah yang mereka pinjam. Beberapa kali sempat saya tanyakan, tapi melihat keadaan, kadang saya jadi ga tega. Sampai akhirnya seperti biasa  saya belajar mengikhlaskan saja dan berpikir, "Alhamdulillah kalo dia bisa bayar, tapi jangan berharap terlalu banyak, deh. Ikhlaskan saja. Insya Allah nanti ada gantinya yang lebih baik.."

Saya bukan orang yang bisa bilang TIDAK. Dalam banyak hal, rasa iba lebih sering mengalahkan logika & keputusan saya. Hanya saja, belakangan ini saya merasa 'sedikit' dimanfaatkan. Entahlah, mungkin saya suuzon *astaghfirullah*, hanya saja melihat dari betapa seringnya mereka meminta tolong pada saya, sementara saya tau, kalau mereka sedang senang mereka tidak dengan saya dan lebih dekat dengan teman2nya yg lain, tapi giliran sedang susah malah saya yang didekatin. Mungkin karena 'mereka' tau, kalo saya paling ga bisa menolak.

hm...

Dan kata2 yang paling menohok adalah kata2 dari teman saya bernama M. M ini adalah teman dekat saya, dan juga teman dekat beberapa orang yang di atas (yang saya bilang sering minjam2 ke saya). Kemarin ketika kami sedang ngobrol berdua di rumah saya, sampailah kami pada pembicaraan soal 'pinjam'.

Karena kemarin, ketika kami asyik ngobrol..mendadak ada SMS masuk dari R *lagi*. Dan kebetulan M membaca SMS itu dan M kaget. "Ka, si R mau pinjam uang 500.000???"

Saya yang sudah biasa dengan R ini sih hanya santai. Sementara M tak percaya. "Banyak betul?? Kenapa?"

Akhirnya kami jadi bicara ngalor ngidul, dan saya curhat kalau saya agak kesal juga sama R karena senang minjam tapi tidak pernah kembalikan. Saya juga curhat tentang teman2 yg lain. Sampai akhirnya M nyeletuk.. "Kamu sadar nggak sih? Kalau mereka itu cuma memanfaatkan fasilitasmu?"

Saya diam.

Saya diam karena sebenarnya selama ini saya juga tahu itu, tapi tidak mau menyadari. Dan kini ada orang yang mengatakan itu di depan saya, membuat saya jadi sadar kalau...ah..ternyata benar. Ini nyata. Saya cuma dimanfaatin.

M: "aku bukannya mau fitnah atau apa... tapi aku kasih tau gini juga..karena aku bisa liat sendiri. Kamu liat kan? Kalau mereka sedang susah aja apa2 larinya ke kamu. Itu karena  mereka lihat kamu punya fasilitas lebih dari mereka. Dan kamu juga...terlalu baik *?*, Ka... makanya mereka jadi tidak segan2.."

Lalu pembicaraan kami tiba2 berubah haluan ke seorang teman. Sebut saja namanya Dilla. Dulu dia adalah teman kami juga, hanya saja dia keluar dari kampus, karena tidak kuat di farmasi *tidak kuat bergadang mengerjain laporan hehe*. Dilla ini anaknya tajir . keliatan banget memang. Sepertinya sih paling tajir di kelas kami waktu itu. Anaknya juga modis banget. Make upnya menor hehe. Tapi dia baiikkk banget :)

Dia seorang model.


Tapi entah kenapa sejak pertama kali dia masuk kuliah, tidak ada yang berteman dekat dengannya. Tidak menjauhi sih, tapi tidak juga berteman dekat. Setiap hari di kampus saya selalu lihat dia duduk sendirian. Tidak ada yang mengajaknya mengobrol. Kadang dia coba nimbrung..tapi teman2 cenderung ngomongin sesuatu yang tidak dia mengerti. Pokoknya kelihatan banget deh tidak ada yang niat jadi teman dekat dengannya. Akhirnya karena tidak enak, kadang saya selalu ngajak dia gabung dengan teman2 saya.

Tapi sepertinya sayangerti sih kenapa banyak yang tidak bisa dekat dengan dia.. karena saya sendiri pun tidak bisa dekat dengannya ^^;

Habisnya kadang kalau saya ajak bicara, pembicaraan kami suka tidak nyambung hehe. Maklum lah...saya kan anaknya rada2 katro..hehe..sedangkan dia modis banget. Aku jadi merasa kebanting setiap dekat dengannya heheh, jadi rada2 canggung juga ngobrol dengan dia. Tapi dia anaknya baiikkkk banget, dan sangat ramah .

Yang saya suka kasihan.. teman2 ngedeketin Dilla cuma kalau dia lagi bawa barang2 bagus, misalnya HP keren, laptop, atau apa lah.. Kelihatan banget dia cuma dimanfaatkan..karena dia dideketin cuma kalau lagi dibutuhin barangnya saja. Kalau sedang nggak dibutuhin, ya dilupakan..

Sekarang Dilla sudah tidak ada. :'(


Nah..sekarang, mengingat kasus Dilla dan juga kata2 Mia.. saya jadi berpikiran yang macam2.
Mungkin saya memang suuzon, tapi kalo bolak balik pinjem apa2 selalu ke saya, wajar ga ya kalo saya merasa dimanfaatkan?

Balikkin, dong!

Diposting oleh Eka Suzanna di 04.20 0 komentar
Rasanya hatiku selalu sakiiiitttt banget kalau ingat betapa banyak buku-buku (novel, komik, majalah, dll) yang hilang.

Dan hilangnya itu bukan karena aku teledor, tapi karena orang yang minjam menghilangkannya atau tidak mengembalikannya. Dipinjam abadi lah istilahnya.

Setiap mengingat hal ini, aku rasanya sakit hati banget. Walau terkadang aku hanya tersenyum manis dan berkata pada orang itu (yang menghilangkan buku-ku), "nggak apa-apa."

Itu sebenarnya bukan suara hatiku sebenarnya.

Oke, katakan lah aku munafik..

Tapi nyatanya aku memang tidak ikhlas.. Walau begitu aku juga berusaha baik dan mengikhlaskannya. Tapi mau bagaimana? Sudut hati terdalam rasanya masih tidak rela.. :(

Selalu mau menangis kalau ingat :'(

Katakan lah aku berlebihan, karena menangis cuma karena sebuah buku.

Tapi aku sungguh tidak rela.


pernah ada dialog seperti ini:

A: Maaf ya, bukumu hilang..

aku: Hah?

A: Aku ganti, deh.. berapa?

aku: ...*spechless*.. ngg...nggak usah.. nggak apa2.


See?

Katakan lah aku bodoh dan munafik.

Dalam hati aku sangat tidak rela, tapi di mulut aku berkata lain. Tapi aku mau minta ganti juga tidak enak hati. Dan menurut aku, harusnya mereka yang 'harus' bertanggung jawab itu mustinya sadar diri. Kenapa harus bertanya, 'aku ganti, deh... berapa?' . Tentu saja aku yang suka 'tidak enak hati' dan 'tidak tega', dan 'bodoh' ini akan menjawab 'tidak usah. nggak apa-apa, kok.' T__T

Harusnya mereka menggantinya tanpa harus bertanya lagi padaku (atau pada siapa pun itu yang barangnya mereka hilang kan).

Dan aku juga selalu sakit hati kalau baru menyadari sekarang bahwa ada novel-novel atau buku-buku ku yang tiba-tiba hilang tanpa aku sadari. Aku menyadarinya saat hendak membaca lagi buku itu. Dan setelah aku ingat-ingat...aku sama sekali tidak tahu siapa yang meminjam buku-yang-sudah-hilang-entah-kemana itu T__T

Oke... aku adalah Miss. Pikun. Siapa sih yang tidak tahu kalau aku sudah terkenal dengan gelar itu?

Dan aku benciiii banget sama sifatku yang satu ini, hiks..

Aku ini pelupa. Dan aku jadi sering tidak bisa ingat, siapa saja yang meminjam barangku..dan barang apa saja yang dipinjam..

Sifat buruk ini membuatku jadi sering kehilangan barang karena aku lupa menagih kembali barang yang dipinjam ...hiks..

Rasanya hati ini sakiiit banget...

Aku kecewa pada orang-orang yang meminjam barangku tapi tidak mengembalikannya, dan mereka memanfaatkan sifat pelupa ku ini :(

Yah...aku nggak su'udzon, kok. Dari dulu memang teman-teman senang banget memanfaatkan sifat pelupaku ini. Mereka akan meminjam barang padaku, dan begitu tahu aku melupakannya, maka mereka akan bersikap lupa juga, seolah-olah sama sekali tidak pernah meminjam apapun dari aku.

Dan suatu saat, begitu aku sudah ingat, kejadian itu sudah lama berlalu, dan mereka akan menjawab tegas, "aku sudah kembalikan kok dulu..waktu bla-bla-bla.."

Yang mana sebenarnya mereka belum kembalikan. Tapi mereka tahu aku akan percaya pada omongan mereka.

:(

Jelas saja aku percaya. Aku kan pelupa. Saat mereka berkata seperti itu, dengan bodohnya aku berpikir, 'oh iya..mereka sepertinya sudah kembalikan..'

Bodohnya aku :(

Sakit hati banget deh kalau diingat-ingat lagi..

Terima kasih kunjungannya~ :)

 

bOLLywood-giRL.coM © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor