Jumat, 26 September 2014

Note Today:

Diposting oleh Eka Suzanna di 21.02 0 komentar
Belajarlah menjadi pribadi yang lebih baik.

Memang sulit mengubah kebiasaan buruk, seperti tidak disiplin, tidak patuh, tidak tertib, menunda, menggunjingin orang, mencemooh keberhasilan orang lain yang belum tentu kita tau sebesar apa pengorbanan untuk mencapainya, mengandalkan orang lain yang efek terburuknya membuat kita terpuruk bahkan melaju hingga titik terendah.

Mungkin sebagian kita ada yang merasa sulit memperbaiki, akan tetapi bukan berarti tidak bisa diperbaiki..

Asalkan ada kemauan untuk menjadi lebih baik, maka jalannya pasti akan dimudahkan. 

Semoga kita terhindar dari sifat dan sikap buruk yang membuat kita bernilai rendah dimata sang Khaliq (Allah SWT).

Rabu, 24 September 2014

Berdamai dengan Rasa Iri

Diposting oleh Eka Suzanna di 08.51 0 komentar


Ada yang pernah iri atau sirik dengan kesuksesan orang lain? Iri dengan kelebihan yang mereka punya?

Haahahaha, ini pertanyaan bodoh banget ya hehehe.. *nyengir*

Ya, i knoe for sure, pasti ada lah. Banyak. Termasuk saya sendiri.. :D

Hiks. :(

Hmm... iri dalam arti... ya iri. Emang ada yang tak paham makna iri ya? ^^; Hahaha, saya yakin semua orang paham bagaimana sifat iri itu.

Terkadang aku menghibur diri sendiri, sih, kalau sifat iri itu hendak menjangkit, dengan mengatakan bahwa 'iri itu tak apa, kok, Eka, asal positife.' Yang mana iri positife itu berarti kita iri dengan keberhasilan orang lain, salut dengan usaha dan kegigihannya, dan kemudian kita bertekad akan memperbaiki diri dan lebih berusaha lagi supaya bisa menyamai pencapaian mereka, dan bahkan kalau bisa jauh melebihi ^^;. Jadi, iri positif itu memacu kita untuk terus berusaha dan menjadi lebih baik lagi.

Dalam arti lain, aku tak merasa itu dosa. Karena emang aku tak dengki sama orang, hanya saja aku sering tercetus 'wah..dia udah jadi begini, aku aja belum apa-apa..' atau 'kenapa ya dia bisa sampai sukses begitu, kayaknya dia selalu bahagia, semua mimpinya selalu terwujud..'

Namun kemudian aku segera sadar, tentunya orang-orang itu berusaha sekuat tenaga untuk menggapai hal itu. Kalau aku masih gini-gini aja, ya karena aku emang tak berbuat apa-apa. Aku tak ada usaha sama sekali, hahaha :D Jadi, ya wajar lah hasilnya beda, antara yang usaha dan kerja keras, sama yang cuma diam aja nggak tahu tuh ngapain. Haha.

Kadang ada juga iri dalam arti turut berbahagia dan juga mengagumi. Aku tak tahu sih apa ini termasuk iri atau tidak. Disaat kita mengagumi seseorang, tentu kan sering tercetus di hati kita, "kok bisa ya dia sampai bisa begitu? Duh.. mau banget jadi kayak dia."

Hahahaha ^^;

Nahhh... yang ini aku sering banget nih. Apalagi sejak aku memutuskan berhijab. 

Eh,... nggak, ding. Dari sebelum berhijab.

Seminggu-an sebelum benar-benar memutuskan berhijab, aku ngefans gila sama Oki Setiana Dewi, dan Indri Giana. Kebetulan di tahun ini kan mereka pada nikah tuh, jadi sering muncul di infotainment.. Duhhh,envy berattttt, hahahaha ^^;

Aku selalu kagum dengan Oki Setiana Dewi, bahkan termasuk cerita di balik hijabnya. Dia itu kayaknya gak pernah marah ya orangnya? Penasaran..hahahah. Habisnya, mukanya dia itu selalu tersenyum, subhanallah... Tak pernah saya nampak muka dia yang tak ada ukiran senyumnya selama saya nonton di TV. Catat ya itu, selama yang saya lihat di TV :p. Kan kalau aslinya saya belum pernah ketemu ^^;, heheh. 

Dan kalau saya searching di Internet tentang dia, muncul semua fotonya.....dengan YAK, tak ketinggalan senyuman lebarnya. Ughhh..gemesss. Gemesss, karena senang liat senyumnya. Subhanallah banget.. pengin kayak kak Oki, bisa selalu tersenyum seperti itu, seakan semua mukanya itu turut tertawa bahagia juga. Seolah-olah hidungnya, pipinya, matanya, semuanya seakan ikut tersenyum.

Tak hanya itu, aku pun mengagumi semua prestasi yang diraihnya. Sangat kagum, sekaligus iri tentunya.. hehehe ^^; 

Aku dan Kak Oki itu punya hobi dan impian yang sama. Kak Oki hobi acting dan saat kecil punya impian jadi artis. Dia juga bikin buku. Aku pun pengin punya buku biografi seperti dia yang bisa menginspirasi banyak orang ^^;. Bukunya yang Melukis Pelangi adalah buku yang paling ingin kubaca... tapi belum kesampaian. Sebenarnya kemarin sudah pesan di salah satu toko buku online bersamaan dengan buku kak Oki yang judulnya Hijab i'm in Love. Yang hijab itu ada, dan sudah aku baca juga sampai selesai, sementara yang Melukis Pelangi stocknya kosong :( Ya jadinya tak jadi beli, dan belum bisa baca deh... 

Tapi ada kok versi cetakan ulangnya, dan kak Oki ada jual. Kak Oki punya toko online pribadi, btw, :D Kita bisa beli bukunya disitu. Dapat bonus tanda tangan pula :D

Aku belum pesan, karena mau sekalian aja nanti beli sama gamisnya. Yaaa.. selain jual buku-bukunya, kak Oki juga jualan gamis-gamis dan khimar cantik >.< Selalu mupeng tiap buka instagramnya :(

Sayang, mahal.. hehe. Sebenarnya mungkin tak mahal.. tapi bagi orang kere seperti saya, harga pakaian 200ribu-400ribuan itu termasuk mahaalllll *pingsan*

Dari dulu aku paling tak suka beli baju yang harganya di atas 70ribu. Kalau harga baju sudah 90rubu-100ribu ke atas, menurutku itu baju gila. Hahaha. Karena pikiranku, baju aja loh, kain, moso segitu banget harganya? 

Hahaha, karena aku orangnya nggak fashionable, jadi memang gak terlalu ngurusin baju. Bagi aku baju mura oke, yang penting bagus dan bisa dipakai. Gak perlu yang mahal-mahal. Aku selalu beli baju paling tinggi harga 75ribu-80ribu. Itu pun saat beli, sepertinya aku lagi agak nggak waras ^^;.

Back to topic, sekarang kok mati-matian naksir gamis mahal?? Hahahah...ya karena aku berhijab, dan aku suka modelnya. Takut ah kalau beli gamis di pasar. Ntar harganya mahal, kualitas jelek. Mending beli langsung di yang jelas emang kualitasnya bagus dan terpercaya, harga mahal tak masalah. 

Bukannya mau suudzon ya dengan langsung menuduh gamis yang dijual pasar itu jelek-jelek kualitasnya... Cuma aku kan belum pernah pakai gamis. Berhijab juga masih baru banget. Jadi, kasarnya, aku itu masih bodoh banget dalam urusan membeli kerudung dan gamis, belum pernah belanja soalnya selama ini hahaha. ^^;

Kerudung aja sampai sekarang aku tak tahu tuh bahannya apa aja namanya, nggak ngerti. Taunya cuma, kalau modelnya bagus, dan enak dipakai, ya saya suka. 

So, karena masih bodoh banget sama jenis-jenis bahan/kain dan menilai kualitas, aku sekarang masih suka belanja online saja, yang tentunya di toko online terpercaya yaaa salah satunya seperti punya kak Oki Setiana ini). Nanti, kalau sudah mahir nih membedakan mana kain bagus, mana yang tidak, mana yang kualitasnya oke, mana yang tidak... nahh... baru deh kita berkelana menerjang pasar ^^; hahaha.

Satu lagi sih sebenarnya alasan kenapa aku tak suka beli di pasar.... hahaha. Selain karena bodoh menilai kualitas, aku juga tak bisa menawar. Komplit gak tuh? -_- Sudahnya tak tau kualitas barang, tak bisa nawar, jadi sering kena dibodohi penjual XD. Harga yang harusnya kalau dibeli oleh pembeli yang jago nawar bakal dapat murah banget, aku dapatnya harga mahal :s

Kasarnya sih saya tipe pembeli yang bisa ditipu dengan bualan manis penjual. Hahaha ^^;

Makanya, malas kan jadinya? Mending langsung sekalian beli yang mahal aja di toko terpercaya yang kualitasnya pun jelas memang setara lah dengan harganya. Walau ya itu tadi... harus sabar ngumpulin duitnya.... karena (gamis) super mahal harganya.. hahaha.

Uhuks.... Mau berhijab syar'i aja susah ye.. :(

Hahaha.

Nah, omong-omong soal hijab syar'i.... 



Aku ngenes pas kemarin baca Al-Qur'an, dipertemukan dengan ayat ini..


 

Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 (Q.S. An Nisa  (4): 32)


....Langsung tersadar, betapa seringnya aku iri dengan orang lain. Iri, kenapa mereka bisa jadi artis dengan mudahnya, sudah bisa bikin buku sementara aku masih gini gini aja, bisa lancar jalankan bisnisnya, dll.. sementara hidupku stuck. Bahkan kalaupun hidupku ini nampak berjalan, sesungguhnya ia berjalan menuju kegelapan :s

Aku bahkan sering iri dengan tanpa kusadari untuk hal-hal yang sebenarnya sangat sepele. Yang kesannya aku itu secara tak langsung kayak menganggap Tuhan tak adil. Walau setelahnya aku langsung istighfar banyak-banyak setiap habis terbersit bisikan itu, aku tetap merasa sedih dan berdosa pada Tuhan. Kok bisa menyangsikan Tuhan, sementara tak introspeksi diri? Ngaca dulu gitu, sudah buat apa emangnya? Sudah mengutamakan Tuhan dalam tiap waktu, belum? Jangan-jangan sentuh Al-qur'an saja mungkin tak pernah. Malah sholat pun mungkin sudah tak pernah lagi. Astagfirullah...

Dan baca ayat di atas itu langsung seakan finalnya, PLAK! Menampar abisss ini muka.

Betapa sebenarnya kasih sayang Allah itu begitu besar pada semua hambanya.Tak bosan mengingatkan kita saat kita mulai meleng darinya, mulai berpaling darinya, mulai melupakannya. Sementara Ia tak pernah lupa sedikit pun pada kita. Tanpa kita tahu, Ia selalu memperhatikan kita, mendengar suara hati kita, dia ada di dekat hati kita. Sangat dekat. Tapi kita terkadang memandangNya sebelah mata pun tidak...

Surat An Nisa itu benar-benar menyadarkanku, bahwa betapa banyaknya rahmat Allah yang begitu besar aku terima sampai detik ini. Hal terbesar, adalah kenyataan bahwa aku masih bernapas hingga saat ini. Tanda bahwa Allah masih memberikanku kesempatan untuk terus memperbaiki diri agar menjadi hambanya yang lebih baik, yang terus mengingatnya, dan terus meminta padanya (tentunya disertai dengan usaha dan ketakwaan).

Ini yang selalu kulupakan. Allah SWT sangat senang dimintai sesuatu oleh hambanya (yang tentunya bertakwa padanya). Allah SWT akan sangat senang mengabulkan permintaan hambanya yang mau berusaha dan berjalan di jalan-Nya.

Terima kasih ya Allah.. sedikit sedikit Engkau semakin membuka mataku. :)

Kamis, 11 September 2014

New Posting, and New ME! :)

Diposting oleh Eka Suzanna di 17.08 0 komentar
Akhirnya setelah sekian abad  lamanya, aku memutuskan unuk memposting sesuatu lagi di sini.. hahahaha :D

Dan bersamaan dengan itu juga, aku jadi ragu sendiri dengan minat & bakat ku yang selama ini kuyakini. Yaitu, menulis. Orang mana sih yang mengaku punya minat bakat menulis, tapi selalu malas update blognya? Hhh.... -,,- Menyedihkan ya...
Iya, saya maksudnya. :p

Kalau dilihat dari tulisan terakhir di blog ini, aku update terakhir kali, sekitar setahun yang lalu kan ya? Iya nggak, sih? Aku nggak cek postingan terakhir soalnya hahaha, dan tak terlalu peduli juga.. Pokoknya dah lama banget, deh. Itu pun aku update cuma karena iseng aja ikut lomba yang diadakan @aMrazing, tentang People Around Us, yang mana aku pun nggak niat banget juga ikutnya, tapi aku tetap ikut berpartisipasi demi ada tulisan baru di blog ini ^^; hahahaha.

Tapi... Sebenarnya kalau dibilang aku vakum menulis 100% itu juga nggak bisa dibilang 'tepat' banget sih ya.. nggak betul banget juga. Karena, aku itu punya banyak blog hahahahaha. Dan di blog blog lain, aku ada 'menulis' dalam tahun ini. Walau juga tak bisa dibilang 'sering' atau 'produktif', tapi yang pasti aku 'ada' menulis postingan beberapa kali dalam tahun ini. So, berarti nggak vakum 100% dong ya hehehe. Vakum 100% nya cuma di blog yang ini aja agaknya, yang mana sebenarnya ini adalah blog utama, tapi tak tau kenapa yang malah tak kutuliskan apa-apa :/

Ya sudah lah.. Lupakan!

Back to topik, kenapa hari ini aku mutusin mosting? Hm. Sebenarnya sih maunya kemarin, cuma.... nggak sempat nulis aja. padahal bilang aja sih malas.

Semalam pun mau nulis, tapi aku dah ngantuk banget. Belakangan ini, aku selalu ngantuk kalau dah masuk mau jam maghrib *dari jam 4-5 sore mata dah kriep-kriyep*, makanya akhirnya selalu pingsan begitu jam 8-9 malam (walau kadang kadang melek juga sih sebentar).

Yang mana karena tidurnya cepet, bangunnya  juga cepet, jam 3-4 shubuh gitu. Alhamdulillah... :)

Makanya aku jadi kesannya sering masih gentayangan dini hari, hahaha. Padahal itu karena baru bangun hehe. Alhamdulillah.. :)

Sepertinya, sejak memutuskan dalam hati berniat berhijab, perlahan Tuhan mensetting jadwalku hehehe. Aku dikasih ngantuk cepat jam 8-9 (itu tepat habis Isya), dan terbangun selalu dipukul 3-4 pagi. Yang mana jam 3 itu adalah waktu yang paling baik untuk shalat Tahajud.. Alhamdulillah.. :)

Ah, iya. Aku akhirnya resmi berhijab tanggal 10 September 2014 kemarin :D Masih baru banget ya? Doakan semoga istiqomah yaaa :)

Apa yang membuatku akhirnya bener bener memutuskan berhijab?

Aku bilang bener bener memutuskan karena sebenarnya dah dari lama aku tahu dan menyadari bahwa jilbab itu adalah wajib, dan bisa dibilang simbol seorang wanita muslimah. Semua muslimah yang berjilbab, berlum tentu muslimah yang baik. Tetapi, semua muslimah yang baik, pasti akan berjilbab. :) Dan aku tahu itu adalah ketentuan dari Allah SWT.

Tapi meskipun dah dari lama aku tahu hal ini.. tak tahu kenapa aku tak kunjung berjilbab. Kenapa baru sekarang? Entah.. Sungguh aku tak tahu.

Jujur, aku sekarang berjilbab, karena aku menyadari bahwa ini adalah wajib.

Kenapa baru sadar sekarang??

Nggak sih.. tahunya dah lama. Selama ini sadar banget kok dengan kewajiban yang satu ini, tapi nggak tau kenapa selama ini aku kok bisa cuek cuek aja dan mandang sebelah mata banget. Walau tau perintah ini langsung dari Allah SWT dan ada dalam Al-quran, aku berasa biasa aja gitu, kayak orang tak berdosa :(  Aku sendiri bingung kenapa aku bisa begitu. Pintu hatiku kayaknya baru terketuk sekarang :(

Sedih ya. Tapi aku tetap bersyukur pada Allah karena disadarkan sekarang..

Mata dan hatiku benar-benar dibuat Alah terbuka lebar pada segala perintahnya, terutama yang wajib-wajib, ya salah satunya ini, berhijab, alias menutup aurat (untuk wanita).

Dan kewajiban itu tak bisa ditoleransi sama sekali. Sama aja kayak kewajiban kita mengenakan seragam sekolah. Suka tak suka, kita tetap harus pakai kan? Karena itu wajib. Itu kewajiban dari pihak sekolah, dan kita menaatinya, dengan alasan... ya itu wajib, dan kita takut untuk melanggar karena emang tak ada hal yang bisa dijadikan alasan untuk tak menjalankan kewajiban yang sudah ditetapkan itu. Istilahnya, kamu memutuskan sekolah, menjadi seorang murid, maka kamu mesti menaati semua peraturan yang ada di sekolah. Kalau kamu tak suka dengan peraturannya, ya nggak usah sekolah. Sesederhana itu. Kewajiban itu mutlak, tanpa syarat apapun. Layaknya sekolah itu lah, begitu pun agama. Kamu mengaku beragama islam? Mengaku seorang muslim? Maka kamu mesti menaati semua peraturan yang ada dalam agama islam. 

Sama peraturan yang dibuat sekolah, takut melanggar. Lalu, kenapa kewajiban yang ditetapkan oleh Allah SWT, malah berani kita langgar? Berani kita tawar tawar? 

Ex:

Nanti aja ah aku berjilbab kalau sudah menikah.
Nanti aja deh berjilbab, kalau sudah umur 30-an.
Ah.. mamaku aja berjilbab waktu sudah tua, itu nggak apa-apa.
Mau sih berjilbab.. tapi belum siap ah.. mau jilbabin hati dulu.
Jilbab itu kan tak bisa dipaksakan, melainkan ikuti suara hati. Ntar aja kalau dah dapat hidayah..


dll

Banyak deh, kita suka sekali tawar-menawar tentang kewajiban yang satu ini. Yang kalau dipikir, aneh sih... kenapa melanggar kewajiban yang ditetapkan negara alias duniawi, kita takut karena sanksinya yang berat, dibanding dengan melanggar ketetapan Allah SWT, Tuhan yang Maha Penguasa semesta alam ini. Tak takut emangnya sanksi dari Allah?

Allah yang menciptakan manusia. So, kalau kita bisa takut dengan sanksi dari manusia, semestinya kita lebih takut lagi dengan sanksi dari Allah SWT, sang Pencipta Manusia.

Tapi ya.. begitulah. Manusia.

Membingungkan. :D

Dan sebenarnya, ini bukan hanya berlaku pada kewajiban menutup aurat saja, tetapi juga kewajiban kewajiban lain seperti Sholat 5 waktu. Astaghfirullah... :'(

Sedih kalau ngetik yang bagian ini. Karena aku adalah bagian dari manusia yang sholatnya tidak istiqomah selama ini. Sekarang aku sedang memperbaiki diri.. termasuk sholatku. Ya Allah, semoga aku tak pernah lagi meninggalkan kewajibanku yang satu ini :'(

Aku tak tahu sebenarnya apakah hidayah itu emang ada?

Aku tahu, ada. Hanya saja.. bagaimana bentuknya? Dan kenapa hidayah bisa datang? Dan bagaimana kita bisa tahu kalau Hidayah telah menghampiri kita? Dan kenapa ada orang yang diberi hidayah, ada yang tidak? *pertanyaan terakhir ini murni pertanyaan pribadi sendiri, so, abaikan aja*

Sungguh, aku tak tahu jawabannya.

Beberapa waktu lalu, saat Marshanda pertama kali go public dengan keadaan melepas jilbabnya yang beberapa tahun ini telah ia kenakan, muncul banyak sekali tudingan miring yang ditujukan untuknya. Miris bacanya. Miris karena mereka cuma tahu menghujat orang lain saja, tanpa introspeksi dulu sebenarnya mereka sendiri sudah beres atau belum. Padahal Allah SWT dalam al-qur'annya sudah menegaskan dengan sangat jelas, bahwa muslim yang baik adalah muslim yang bisa menjaga lisannya dari perkataan-perkataan kotor, termasuk menghujat orang lain :) Seharusnya sebelum bertindak, mereka baca dulu ayat yang satu ini.


Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah menggibah (menggunjing)  sebagian yang  lain. Sukakah salah seorang diantara kamu  memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih.” (QS. Al-Hujurat: 12)

 Dalam kitab Shahih Muslim hadits no. 2589 disebutkan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَأكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ اَفَرَاَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنَّ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُولُ فَقَدِاغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَهُ

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu ghibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya”

 Allah Azza wa Jalla berfirman.

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban” [Al-Israa : 36]

 Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda.

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam”

 Masalah ini disebutkan pula di akhir hadits yang berisi wasiat Nabi kepada Muadz yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 2616 yang sekaligus dia komentari sebagai hadits yang hasan shahih. Dalam hadits tersebut Rasulullah bersabda.

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَ مَنَا خِرِهِِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

“Bukankah tidak ada yang menjerumuskan orang ke dalam neraka selain buah lisannya ?”

Perkataan Nabi di atas adalah sebagai jawaban atas pertanyaan Mu’adz.

يَا نَبِّيَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَا خَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ

“Wahai Nabi Allah, apakah kita kelak akan dihisab atas apa yang kita katakan ?”




 Astagfirullah... X_X



Muslim meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 2581 dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda.

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْاالْمُفْلِسُ فِيْنَا يَا رَسُو لَ اللَّهِ مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ قَالَ رَسُو لَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّيِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَتِهِ وًِصِيَامِهِ وِزَكَاتِهِ وَيَأتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَاَكَلاَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَيَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut ? Para sahabat pun menjawab, ‘Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. ‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka”.



Dan jangan lupa, bahwa tak ada yang berhak satu makluk pun di dunia ini untuk mengecam orang lain itu berdosa atau tidak. Hanya Allah SWT yang berhak menghakimi. Nanti, di penghisaban alam sana. Please, catat ini.

Mengingatkan sesama muslim untuk 'kesalahan'nya jelas sangat boleh, dan malah itu adalah memang tugas kita. Mungkin bahasa kasarnya, kita memang berhak menghakimi kalau ada melihat sahabat kita telah menyimpang dari ajaran agama. Dan Allah mengizinkan kita melakukan itu. Itu sebabnya kan Allah menurunkan ayat-ayatnya, agar kita bisa tahu mana yang salah, mana yang benar, dan mana saja yang peru diluruskan. TAPI, tentu saja kita pun harus bersikap layaknya muslim. Mengingatkan lah dengan baik, tuntun dengan baik. Mengingatkan kebenaran, dengan MENGECAM maupun MENCELA itu BEDA loh ya. BEDA BANGET. Jadi jangan sampai menyalahgunakan hak yang diberikan Allah SWT kepada kita sebagai seorang muslim.

Lalu, masih sehubungan dengan kasus Marshanda itu, aku pun sempat bilang, kurang lebih sih begini.. bahwa jilbab itu tak bisa dipaksakan. Harus sesuai dengan suara hati mereka. Istilahnya, kalau suara hati mereka belum memanggil diri mereka untuk berjilbab, ya mereka tak akan berjilbab. Sekalipun dipaksa. Mungkin iya, ada yang setelah dipaksa akhirnya mutusin berjilbab, tapi efeknya? Pasti nggak baik. Selain nggak ikhlas karena bukan keinginan hati mereka sebenarnya, pasti biasanya berujung pada 'lepas jilbab' atau tetap terus berjilbab, tapi dah kayak Toko/warung. Buka-tutup sesuka hati.

Makanya aku bilang, orang berjilbab itu gak usah dipaksa. Biarkan aja tunggu inisiatif mereka sendiri. Karena jilbab itu harus menunggu panggilan suara hati. Alias hidayah, kalau bahasa kerennya. Supaya mereka bisa istiqomah, karena mereka berjilbab bener bener dengan kesadaran sendiri.

Tapi, saat aku mengatakan itu, seseorang, sebut aja namanya Sri, membantahku,  "jilbab itu bukan panggilan hati. Tapi memang kewajiban. Ada dalam Al-qur'an." Suka tak suka ya harus berjilbab, karena memang ketetapan Allah, bukan karena panggilan hati.

That's RIGHT!

Seriously, aku tahu hal itu dengan sangat baik.
Dan aku yakin, inshaAllah semua muslimah juga pasti tahu hal itu. Tapi masalahnya, aku itu berbicara yang realistis. Berdasarkan realita. Kamu nggak bisa bilang, bahwa jilbab itu wajib, tak ada alasan untuk tidak menjalankannya, lalu nyudut-nyudutin orang lain. Karena pada nyatanya, bukan hal seperti itu yang terjadi. Bahkan aku sendiri yakin, si Sri ini juga bukan dari awal/kecil berjilbab, pasti ada prosesnya lah sampai akhirnya dia memutuskan berjilbab. Jadi semestinya dia nggak menyamaratakan semua manusia dengan sisi religiusnya, and menyudutkan orang dengan memaksakan bahwa jilbab itu wajib, tak perlu hidayah-hidayah segala.

So, dengan kata lain, bisa dibilang aku percaya bahwa hidayah itu ada. Yang menggerakkan hati seseorang, walau aku tak tahu bagaimana bentuknya dan bagaimana atau kenapa ia datang.

Tapi yang pasti, aku sangat bersyukur... karena hati aku kini sudah terbuka lebar, tak lagi mengabaikan semua ajaran agama islam, termasuk kewajiban-kewajiban yang selama ini aku lalaikan. Ya Allah aku sangat bersyukur sekali, karena aku masih ada kesempatan untuk menyadari hal itu semua... :)



Dan ini tak lepas dari karena-Mu, ya  Allah, Engkau yang Maha membolak-balikkan hati hambamu.

 





Terima kasih kunjungannya~ :)

 

bOLLywood-giRL.coM © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor