Selasa, 23 Desember 2014

Dark of my life

Diposting oleh Eka Suzanna di 04.05 0 komentar
Ya ampun... kayaknya hari ini otakku bener-bener lagi dalam titik mendidih mendidih-nya.

Gak tau kenapa rasanya mau meledak saja. Emosi rasanya terus meletup-meletup di dalam. Sudah kayak gunung merapi kali ya,,

Gak tau, deh.

Padahal PMS juga kagak.. wong baru selesai mestruasi beberapa hari yang lalu.

Pokoknya hari ini itu rasanya aku pengin marah, tapi gak bisa, sampai pengin nangis jadinya.

Padahal gak ada masalah apapun yang terjadi. Gak ada yang something wrong gitu. Tapi bawaannya pengen maraahhhh aja.

Rasanya semua jadi SALAH. Semuanya terasa salah! Ya gitu, deh. Trus karena gak itu gimana ngelampiasin kekesalan... mungkin jadi gitu.

Oke. Jadi jelas, isi postingan kali ini gak ada bagus-bagusnya. Bisa dibilang ini sisi dark aku.

Rasanya sepanjang hari ini semua hal berlalu lalang di kepala aku, bikin pengin ngamuk. Muai dari hal besar, sampai hal terkecil sekalipun yang sebenarnya bukan suatu masalah malah. Cuma, gak tau ya.. mikirinnya bikin aku pengin ngamuk-ngamuk aja. Rasanya emosi. Kesal sama semua orang. Marah sama semua hal. Embuhlah.. ada apa denganku.

Sebenarnya aku gak kaget sih.. Karena ini bukan pertama kali aku ngerasain begini (dan aku yakin, semua orang juga kadang mengalamin ini). Hanya saja hari ini aku jadi bertanya-tanya (walau masih ada rasa emosi tertinggal di dalam darah ini), kenapa aku bisa seperti ini? Kenapa bisa merasakan ini? Yang mana, maunya marah-marah aja. Sedih. Aku gak suka perasaan yang seperti itu. Karena aku merasa kotor. Sekalipun aku sudah berusaha istighfar, emang jadinya nggak marah-marah, melainkan mau nangis malah. Efek emosinya tak bisa dilampiaskan karena terus menahan diri.

Mendadak aku jadi marah pada semua hal, termasuk pada hal-hal yang semestinya sudah kumaafkan dari kapan tau. Tapi ternyata aku jadi mengungkit semua hal, yang bisa dibilang aku ternyata... ya itu. Masih marah.

Aku marah pada semua orang yang aku rasa fake. Teman-teman palsu. Orang-orang palsu. Yang cuma ngeliat aku dari apa yang aku punya, bukan aku yang memang aku. Aku jadi membenci mereka semua. Orang-orang itu. Hingga aku membuangnya dari duniaku.Aku gak butuh orang fake. Lebih baik aku sendiri.

Aku pun jadi ingin rasanya marah-marah pada orang tuaku. Merasa mereka nggak bisa mengerti aku, nggak sayang aku, nggak peduli sama aku. Aku benci karena mereka mikir aku anak yang mandiri, yang sedang baik-baik saja, yang tak perlu dikhawatirkan.

Aku benci sama orang itu. Yang selalu ngaku-ngaku rindu aku, kangen berteman denganku, merasa aku dan dia sahabatan, apalah itu whatever..  aku sudah nggak mau lagi mengingat tingkahnya yang seolah-olah menjadikan aku ini teman sejatinya, tapi pada nyatanya ia tak pernah menjadi teman curhat yang baik, selalu gagal memahamiku, dan sorry.. kita tak cocok. Apalagi saat aku coba curhat-curhat lucu, komentarmu malah kayak meremehkan 'curhat'ku itu. Malesin banget. Saat itu juga aku tahu, sorry.. kita tak akan pernah bisa jadi friend. Apalagi best friend. 

And kau, yang aku tak paham. Suka berjanji, tapi suka ingkar janji. Dan bodohnya, aku selalu saja maafin dengan begitu mudah. Aku ajdi benci diriku sendiri, dan sangat marah. Aku tahu, tak ada manusia sempurna. Semua orang punya sisi baik-buruk. Termasuk aku. Aku ada baiknya, tapi jelas aku juga ada buruknya.  Hal buruk yang pernah kulakukan padamu mungkin salah selalu ngerepotin  kamu. Bisa dibilang aku manja sama kamu. Aku terlena dengan kebaikanmu, walau aku tahu belum tentu kebaikanmu itu ikhlas. Kalau aku jadi kamu, aku pasti muak terus-terusan direpotin. Tapi aku pun tak pernah sengaja melakukannya untuk bersenang-senang, aku selalu merasa tak enak hati, kok. Makanya aku selalu menggunakan kata 'tolong' dengan muka tak enak, dan sambil meminta maaf karena sudah ngerepotin, dan mengucapkan terima kasih banyak. Dan kau selalu bilang 'nggak apa-apa' dll. Tapi aku juga bukan manusia bodoh. Aku bisa tahu mana manusia yang fake mana yang nggak. Mana yang ikhlas, mana yang nggak. jadi, please, deh.. kalau memang dari awal tak rela, tak ikhlas ngebantu, nemenin, nolongin dll, tolong langsung tolak dengan tegas! Nggak perlu jadi baik dan oke-oke saja kalau hati nggak ikhlas. Aku nggak suka itu. Itu munafik. Daripada ngomong dan ngeluh di belakang, nyindir di socmed, kesal dan marah diam-diam, lebih baik dari awal bilang terus terang "aku nggak bisa". Biar nggak dosa! Dan juga supaya nggak jadi sekadar janji-janji palsu!Sorry... aku sekarang sudah nggak respect sama kamu! Padahal dulu kau termasuk orang yang aku sayang, sudah aku anggap kakak sendiri.. Tapi ternyata aku cuma jadi benalu mungkin di hidupmu, yang nyusahin doang, nggak ada nyenenginnya.. so, yaudah. Saya tak akan pernah lagi minta tolong apapun itu. Dan mungkin kita akan tak pernah bicara lagi. Makasih.

Ada lagi cowok-cowok brengsek nan munafik. Yang sukanya ngejadiin eike kayak ban serep. Mungkin karena aku pernah suka sama dia, dipikirnya sampai sekarang aku masih suka? Hellooowww. Kalau cewek-cewek yang kau suka itu gak peduli sama dirimu, tolong nggak usah ngontak aku -entah-untuk-apa. Lalu merasa ada harapan sama cewek-cewek itu, putus kontak lagi sama aku. Dicuekin lagi, kembali ngontak aku. Plis deh ya -_- Asal tau aja, aku udah il-feel sama situ udah lama, sejak situ suka nyindir orang di socmed, termasuk aku. Kau pikir aku nggak tahu berapa kali aku kena sindir? Saking il-feelnya, aku sampai marah sama diri sendiri, kok bisa stupid banget dulu punya perasaan segitunya? Galau-galau nggak jelas cuma untuk cowok tukang nyindir pencinta cewek yang nggak mencintainya. Aku benar-benar stupid. Dulu. Sekarang saya eneg.

Masih banyak hal yang membuatku marah sampai detik ini. Otak ini masih terasa mendidih, dan sekarang di level pengin jambak-jambak rambut. Masih pengin nangis. Pengin teriak rasanya, mengumpat amarah yang sudah ada di tenggorokan.

Kos bobrok ini benar-benar bikin aku tambah emosi! Ngeliat dinding super jelek itu, bikin emosiku makin memuncak. Makin mengingatkanku sama orang-orang itu yang bikin aku kesel setengah mati! Hanya saja aku tak tahu harus bagaimana untuk ngurangin rasa emosi ini! *jambak rambut lagi*

Tadinya pengin tidur aja... berharap ketika bangun besok pagi, amarah sudah menguap bersama mimpi. Tapi.. pas mau sikat gigi, air mati.... JAM SEGINI!??? Baru setengah 7 loh! Air sudah mati!!!

Grrrrrrr!!!!!


Emosiku kembali muncul ke permukaan! Aarrrhghhhh! Rasanya pengin teriak, memaki ibu kost dan seluruh penghuni rumah ini! Pengin ngamuk! Kenapa sih semuanya kayak menjadikan aku korban yang pantasnya cuma diinjak-injak!??

Aku dipikir bisa mandiri, baik-baik aja.. jadi nggak perlu dikhawatirin. Aku dipikir perempuan super baik hati yang selalu membuka hati pada orang itu saja, makanya dijadiin ban serep!

Kau pikir aku apa???

Aku juga manusia biasa. Punya salah, punya dosa, tapi juga aku punya sisi baik.

Emangnya sisi baikku segitu nggak keliatannya sampai cuma bisa diinjak-injak aja??? Selalu jadi yang dinomor sekiankan?? Yang diremehkan??

Semuanya menyebalkan!

Go to hell aja semua!

I don't care about you all anymore!

I don't need you!
 
Catet itu!

Aku akan berhenti jadi orang baik. Berhenti jadi orang bodoh.
Dan hal itu akan terealisasikan mulai sekarang, detik ini. Menjelang tahun 2015. Aku nggak sestupid itu ya mau percaya sama orang-orang kayak kalian lagi, apalagi diinjak-injak!

Fix, bulan Maret bakal pindah kos!

*banting pintu kamar*

Benciiiiiii!!!!!!!!!

Senin, 15 Desember 2014

Risalah Cinta

Diposting oleh Eka Suzanna di 07.34 0 komentar

Cinta bukanlah helai helai daun
dimana mesti berujung atau bertepi
Cinta bukanlah sebuah wujud
tapi adalah setangkup rasa yang selalu meneman hantui
Cinta tidaklah seperti air
dimana mesti ada tempat untuk bermuara, menggenang dan menyatu

Tetapi cinta adalah hamparan hawa tanpa batas

Cinta tidak akan pernah mengenal sebuah kehilangan
Atau kekhawatiran berada di tepi layaknya sebutir embun pada pucuk pucuk daun
Cinta tak mengenal akibat
karna cinta bukan sebuah proses timbal balik atau apapun itu
Cinta tak boleh mengharap
karna cinta adalah untuk, dan semua perbuatan memberi tanpa balas

Jika disatukan tanah dengan langit
Serta dileburkan api, udara serta air
Takkan pernah mampu mengubah dan mengaburkan cinta
karna cinta tetaplah cinta

Cintailah cintamu dengan sesederhana saja
Karna cinta selalu,
tak pernah menuntut lebih....

Sabtu, 13 Desember 2014

Ada Apa dengan Cinta? 2014

Diposting oleh Eka Suzanna di 09.38 0 komentar




Percaya nggak sih kalau aku tuh baru nonton film Ada Apa dengan Cinta, baruuuu aja?? :))

Hahaha. Iya, kemarin sambil ngetik postingan yang ini itu aku sambil nonton film AADC. Pas itu loh, pas ngetik yang bagian Dian Sastro dan bilang aku belum nonton AADC dalam seumur hidupku, tepat habis itu aku langsung pergi download di youtube ^^;

Yaellaa... telat banget ya? ^^;

Bukan karena aku gak tau AADC sih. Dari aku SD sampai sekarang (red: 22 tahun, gak usah tanya pasal kuliah!), itu aku sudah sering banget dengar tentang film AADC. Udah ada jutaan kali, kali ya. Kesimpulannya yang kudapat, AADC adalah film remaja terfenomenal gitu, dan katanya sih yang jadi penggebrak juga untuk bangkitnya perfilman Indonesia. Entah, sih.. secara aku saat itu masih SD kan, manalah ngerti ^^; hahaha. Film pertama remaja Indonesia yang aku tonton itu adalah Eiffel i'm in Love waktu kelas 1 SMP, di situ aku baru mulai paham sama yang namanya film Layar Lebar.

Kenapa walau sering dengar AADC, tapi selama ini aku gak kunjung tertarik nonton? Padahal sering nemu di youtube kalau pas lagi iseng cari-cari film bagus. Hm.. ya karena gak tertarik aja, sih. Belum dapat hidayah :p hahaha. Jadi, walaupun orang sering muji-muji ni film, nyanjung-nyanjung, termasuk pemainnya itu si Dian Sastro dan Nicholas Saputra... aku masa bodo teuing!

Anehnya, walau gak pernah nonton AADC, aku tau banget endingnya, yang mana si Rangga mau berangkat, trus Cinta ngejar ke bandara sampai maksa pak satpam. Itu aku tauuuu banget. Entah dengar selentingannya dimana, pokoknya aku tau aja endingnya begitu walau selama ini gak pernah nonton ^^;

Akhirnya, hidayah yang dinantikan tiba juga! Ya itu tadi, aku kemarin nonton AADC ^^;

Mungkin karena habis nonton drama mini nya kali ya, makanya aku jadinya memutuskan untuk nonton. Bukan karena penasaran, toh aku tau ceritanya tentang apaan, tentang dua remaja yang terpisah karena keadaan tapi si lelaki berjanji ia akan kembali, dan aku bisa ngebayangin itu film tanpa harus nonton. Bahkan aku pun tahu kalau ternyata Cinta di PHP-in selama ini (12 tahun!!!) :p Jadi, karena sudah tahu endingnya begitu, mereka terpisah pas SMA dan si lelaki janji akan kembali dalam satu purnama tapi ternyata janji palsu, dan baru nongol lagi setelah 12 tahun.. Ya aku jadi nggak penasaran lagi sama filmnya.

Cuma, ya biar complete, semacam formalitas juga, kan udah nonton AADC versi drama mini, masa yang filmnya kagak nonton sekalian? Nanggung! Hahaha. Lagian orang seIndonesia (halah) sudah pada nonton AADC, masa aku kagak? Nggak mau ah kalau aku jadi satu-satunya penduduk Indonesia yang belum tahu/nonton AADC, ntar eike diusir dari negara pula, dianggap bukan saudara sebangsa dan nggak seperjuangan (???) :p

Langsung aja bicara tentang filmnya..

Setelah nonton, aku sih gak menemukan suatu yang istimewa ya.. emang bagus filmnya, tapi juga gak seWAW itu.  TAPIII, aku bisa ngerti kenapa pada masa-nya film ini begitu meledak dan jadi fenomenal. Aku bisa paham itu. Ini hanya masalah perbedaan kapan nonton-nya aja, sih.

Yang justru amazing buatku adalah, saat mendapati betapa buluk dan nggak bangetnya Dian Sastro di film itu, hahahaha ^^;  Mungkin pada masa tu Dian Sastro cantik, tapi karena aku ngeliatnya sosok Dian Sastro yang sekarang, pas ngeliat yang di versi SMA, eastaga... jadi kayak buluk banget ya dulu ^^; hehehe.

Salut! Dian Sastro beda banget. Nampak jelas terlihat hasil dia perawatan dan begitu menjaga tubuhnya. Aku sampai pengen nodongin Dian Sastro nih, minta resep gimana cara bisa sampai kayak dia yang sekarang (dari yang nampak kucel/bulukan bertransformasi jadi wanita yang cukup anggun, putih bersiih... euggh..). Kan lihat kan di AADC itu Dian Sastro gayanya nggak cewek banget ^^, dandanannya, cara jalannya hehe.. makanya eike sampai takjub.

Tapi pemain lain juga bertransformasi yang sama sih.. dari yang kucel, sekarang pada cantik-cantik semua. Kayak Titi Kamal, Sissy P, sama siapa itu yang jadi Karmen? Cantik banget itu si Karmen sekarang hehe, padahal pas SMA (kisahnya, di AADC) itu nampak macho dan tomboy hihihi.



Bicara tentang lanjutan kisahnya di drama mini AADC 2014, aku tuh sebenarnya kok jadi agak gimanaaaa gitu yaa...

Bagus, sih bagus. Dan aku tahu drama ini juga untuk kepentingan LINE, bisa dibilang semacam iklan, tapi pintarnya menjadi semacam drama mini juga.. dan menurutku itu cerdas! Karena aku yang dulunya paling malas banget pakai LINE, jadi lumayan tertarik setelahnya. Dulu aku instal Line, tapi nggak pernah kupakai aplikasinya, atau tepatnya jarang sangat. Aku emang gak begitu doyan chatting sih.. jadi, aku pakai Line itu cuma kalau mau ada keperluan komunikasi sama kak Ran aja yang hobi banget pakai Line. Sekarang, aku masih nggak begitu aktif sih dengan Line, hanya saja kali ini aku berpikir bahwa Line ini bagus, kita jadi bisa ada kemungkinan untuk komunikasi dengan teman lama. Keren!

Ternyata aplikasi Line gak buruk sangat, walau aku masih doyannya pakai Whatssap untuk sekarang.

 Tapi nih ya, menilik drama mini AADC, aku tuh jadi meragukan kisah percintaan mereka. Kalau kita nonton AADC, Cinta dan Rangga itu kayaknya saling cinta gitu ya, dan pastinya nggak sekadar cinta abal-abal yang iseng doang. Tapi, pas tengok drama mininya... hmm.... jadi nggak berasa lagi cinta sejati-nya mereka. Jadi agak meragukan. Aku jadi berpikir mereka itu cuma suka-sukaan aja, kebawa perasaan aja masa itu, nggak yang cinta banget..

Habisnya, masa bisa nggak saling contact 12 tahun?? -,,-

Kalau orang cinta, pastinya bakal berusaha berjumpa, keep contact. Okelah, waktu itu teknologi belum canggih, dan Cinta nggak tahu kontak Rangga, Rangga pun tak ada kabar (walau aneh... emang Rangga tak tahu sedikit pun yang bisa dihubungi kalau mau ngontak Cinta? Telpon rumahnya mungkin..? Ah, auk, deh. Anggaplah tak tahu). TAPI kan, tak lama kemudian, tahun 2002-2008-an itu zamannya Friendster! Emangnya gak mainan friendster?? Gak bisa nyari akun masing-masing di sana??

Oke, anggap nggak bisa.

Lalu 2009 mulai merebak facebook. Di facebook itu super gampang banget lohh nemu teman sekolah lama. Gampang banget! Yaaa.. selama mereka join facebook juga dan pasang identitas plus foto profil asli. Nah, kalau emang NIAT, i mean kalau si Cinta dan Rangga ini emang niat keep contact pasti lah berusaha nyari di facebook. Masa gak bisa nemu? Atau pada gak main fb?

Oke, anggap mereka nggak main FB...

Tapiiiii... kalau begitu ceritanya justru jadi aneh.
Setelah zaman Friendster dan FB muncul Rangga dan Cinta tetap tak bisa saling kontak, akhirnya.. tahun 2014, seperti yang kita tahu, zamannya smartphone.. Rangga akhirnya mengontak Cinta, dengan cara nyari di aplikasi Line. ITUPUN, catet nih ya, ITUPUN setelah ia disuruh bertugas ke Jakarta dan tak sengaja menjatuhkan buku AKU-nya. Di situ dia teringat Cinta, dan mencari kontaknya.

Itu bikin aku jadi berpikir, hellooww.. gimana sih si Rangga ini -_- Kenapa gak berusaha ngontak dari kapan tau??? Baru pas ngeliat buku AKU jatuh, baru teringat, baru terpikir mau ngontak. Ih! Jadi sebel! Cinta nggak sih lo sama Cinta sebenarnya, ha??? *ngomong di kuping Rangga*.

Kesimpulannya... sorry.. aku merasa cinta dan chemistry yang sudah mereka bangun dalam film AADC berasa mentah pas lihat drama mininya. Habisnya, aku jadi merasa, cuma segitu doang cinta kalian??

Malesin, ah.

Kalau misal gak pakai ngeliat drama mininya sih, oke. Cerita dan Ending AADC sudah cukup bagus. Tapi begitu lihat lanjutan drama mininya, haelah.. :/ Jadi mikir yang nggak-nggak saya-nya.

Satu lagi, sih. Ini cuma pemikiran iseng-ku sendiri ^^;

Kan sudah 12 tahun berlalu. Waktu SMA tuh anggaplah umur mereka 16-17 tahun. Berarti sekarang mereka sekitar 28-29 gitu kan. Masih pada belum nikah gitu ya? ^^;

Oke, anggap memang mereka belum pada nikah. Cuma.. pas Rangga mutusin untuk ngontak Cinta setelah sekian tahun, dia nggak kepikiran apa ya, si Cinta nih udah nikah atau masih perawan ting ting? Kalau pun masih belum nikah, kan belum tentu juga dia single, secara umur 28-29-an gitu. Aku nggak bilang kalau umur 29-29 itu umurnya orang yang kudunya nikah atau minimal punya pasangan loh yaaaa. Nggak! (secara Ibuku juga nikah umur 32 tahun, aku pun kayaknya di umur 28-29 nanti bisa saja masih single). Hanya saja kan pada umumnya umur segitu bisa saja sudah nikah, atau kalaupun belum, bisa saja ada pacar/tunangan. Nah, untunggg aja, si Cinta kayaknya single. Coba kalau ada pacarnya, piye? Prang...prang..prang.. pyar! Bisa hancur berkeping-keping hati Rangga dan penggemar AADC :p Berterima kasih lah pada pembuat cerita drama mini lanjutan AADC ini, karena masih bikin tokoh Cinta itu seorang gadis single walau umurnya sudah 28-29-an tahun ^^ hehehe...


Ya itu aja sih komentarku tentang AADC. Bagus, kok. Aku suka nonton filmnya dan drama mininya. Lepas dari komentarku yang super ngasal di atas (hehe), aku suka banget liat drama mini ini. Karena settingnya bagus, walau cuma drama mini, nampak banget kalau ini digarap dengan serius! Semuanya nyaris sempurna, nggak ada cela! Aku sampai merhatiin banget loh waktu/jam chat Linenya Rangga-Cinta. Karena biasanya sinetron dan film-film indonesia suka ada salahnya. Misalnya, si Rangga kan di New York, Cinta di Indonesia, ada beda waktu 12 jam. Nah, kalau dua orang ini chattingan, itu harus dibuat detail dan hati-hati biar nggak keliatan boongan. Belum lagi Cinta balas chatnya lama, nggak langsung reply. Pas aku cek jamnya, bener banget settingannya! Emang menunjukkan kalau Rangga di New York, Cinta di Jakarta (coba deh perhatikan chat mereka).
Nggak ada cela yang kutemukan, semuanya nyaris perfect.


Ohhh.... Kenapa aku sebut nyaris??
Sebab, di ending, pas Chatting, si Cinta di bathub, ngirim foto ke Rangga. Cinta ngirimnya pukul 4:38 PM..




Nah, di Rangga itu terlihat kan, dia dapat chatnya di saat yang sama pkl 5:38 PM. Beda, kan? Beda satu jam! Itu gimana tuh? Jelas si Rangga bukan di NewYork. Kalau dia di NY masa beda sejam? -_- Apa di Jakarta?? Jelas bukan juga. Masa satu kota tapi beda jam? -__-







Kesimpulannya ini cuma dua: satu, kesalahan TEKNIS. Seperti yang kubilang di awal, bisa aja ada kesalahan ginian kan. Bisa aja tim pembuat drama mini ini berpikir kalau yang nonton gak bakal merhatiin banget yang gituan, jadi dia nggak begitu teliti, dan akhirnya miss. Kedua, si Rangga lagi ada di suatu kota-entah-dimana, yang pasti bukan New York maupun Jakarta, dan itu waktunya beda satu jam sama Jakarta.

Kalau aku berpikiran nethink duluan, aku bakal langsung ambil kesimpulan yang pertama ^^; huahaha. Berhubung eike orangnya gak suka asal nuduh dulu dan mencoba berusaha positive thinking (cieee), aku berusaha keras mikir ini kenapa bisa beda satu jam?? Kalau emang seperti alasan kedua, berarti Rangga sedang berada di suatu kota-entah-dimana yang memiliki waktu lebih cepat satu jam dari Jakarta. Kalau memang benar seperti itu, maka pertanyaannya, dimana kah dia?? Berarti kalau ceritanya begini, ini penggarapan drama mini ada yang miss dong, kurang dikit, yaitu kurang menunjukkan setting atau kode dimana Rangga berada pas di bagian ending. Nggak ditulis nama kotanya (kayak di awal kan, ada di tulis New York 2014, Jakarta 2014). Pokoknya nggak ada petunjuk, deh.Kalau pun misal dia di Bangkok, nggak mungkin juga. Bangkok dan Jakarta kan sama aja jamnya, nggak ada beda. Sampai detik ini aku sih masih berpikir positive thinking, itu bukan kesalahan teknis, tapi emang si Rangga ada di suatu kota yang waktunya beda satu jam dengan Jakarta, dan itu mungkin saja terjadi mengingat kerjaan Rangga yang mengharuskan dia bertugas kemana-mana alias trip ke kota-kota/luar negeri gitu. Cuma, sayang aja nggak ditunjukkan ke kita dia itu lagi dimana ^^;
Sebenarnya emang mungkin nggak penting juga ya, TAPI buat aku, penting, karena aku selalu merhatiin hal sekecil apapun kalau nonton :( Hehehe. Kan aku jadi penasaran aja.. Dimana kah itu dirimu, Rangga..? Please, tell me :(( 
:p


Ada lagi, sih yang mau aku komentarin. Komentar nggak penting aja sebenarnya :p (Kapan sih, Ka, dirimu bicara hal penting? ha??)

Waktu di awal (drama mini), Cinta ada dapat chat dari Alya yang mengingatkan 'kumpul-kumpul',.. itu Cinta masih ada di kantornya pas terima chat itu.





Itu pkl 2:43 PM.


Cinta langsung keluar/pulang dari kantornya, dan menuju ke tempat dia janjian ketemuan sama temannya. Pas dia duduk, tak lama chat Rangga masuk.



Nah, See?
Itu chatnya masuk pkl 3:00 PM.

Jadi, dari Cinta yang terima Chat Alya dan langsung pergi ke tempat temannya, itu pkl 2:43 PM, sampai dia duduk dan terima chat dari Rangga, itu cuma jeda 17 menit. Waw.... kerenn... untuk ukuran kota Jakarta, nyampai ke suatu tempat dengan waktu segitu, itu WAW. 17 menit doang. Itu pun terima chatnya Rangga setelah Cinta duduk dan sudah ngobrol-ngobrol sebentar. Berarti kalau ngobrol ngobrol itu bilang lah 3 menit, ya Cinta dari kantor ke tempat ngumpulnya cuma sekitar 14-15 menit lah. Hmmmm.... ya kalau misal tempat ngumpulnya itu cuma sebrangan sama kantor Cinta, alias tinggal nyebrang doang, ya okelah. Bisa jadi bisa jadi :p Kita anggap aja begitu, mereka janjian mungkin emang di cafe yang tak jauh dari kantor Cinta. Positive thingking.. hehe ^^

Masalah karakter,

Hm.. tak banyak berubah kayaknya ya. Mereka masih nampak kayak mereka zaman SMA dulu di AADC. Si Karmen walau sudah nampak wanitanya, tapi tetap yang paling macho di antara berlima. Milly juga tetap yang paling easy going, bawaannya santai aja. Mungkin ketelmiannya dah nggak nampak, tapi itu wajar.. secara umur 28-29an masa dia masih tulalit kayak dulu, kan nggak mungkin hehe. Jelas dia sudah dewasa sesuai umurnya, cumaann... tetap masih nampak bahwa dia yang paling innocent aja dibanding yang lain. Polos. Bukan berarti dia gadis polos, tapi diantara berlima ya dia tetap yang paling polos. Celotehnya itu. Sementara Maura, tumbuh menjadi wanita elegan, tapi teteeuupp dia yang masih paling suka nyorok-nyorokkin Cinta ke cowok, hehehe. Alya? Mungkin di antara berlima, dia yang paling tak banyak berubah. Entah dari tampang maupun sifatnya. Hehe. Mukanya kayak sama, karakternya pun, tetap manis, anggun, lembut, dan tentunyaa.. yang nampak paling memahami Cinta. :)








Detik tidak pernah melangkah mundur
Tapi kertas putih itu selalu ada
Waktu tidak pernah berjalan mundur
Dan hari tidak pernah terulang
Tetapi pagi selalu menawarkan cerita yang baru
....Untuk semua pertanyaan yang belum sempat terjawab

Kamis, 27 November 2014

Tokoh Inspirasiku :)

Diposting oleh Eka Suzanna di 17.15 0 komentar
Tokoh inspirasi di sini maksudnya semacam 'idola' gitu ya, idola yang menginspirasi hidup / diri kita. Ngerti, kan? :D Yang membuat kita tak sekadar berpikir 'aku ingin seperti dia!', tapi benar-benar di dirinya itu ada sesuatu yang membuat kita terkagum-kagum dan ingin meniru. Suatu bentuk 'usaha', 'proses', bukan sekadar 'hasil'.  :)

I mean, banyak kan yang kalau cuma 'aku ingin seperti dia' ^^;. Jokowi, Justin Bieber, artis-artis macam Alyssa Soebandono, Nagita Slavina, Donita, siapalah itu dll, ya pasti kita mau kan seperti mereka ^^; TAPI belum tentu ada dari sisi mereka yang menginspirasi kita, yang membuat kita merasa sosok mereka itu mengagumkan dan benar-benar patut kita tiru. Sesuatu yang excellent di mata kita, bukan yang biasa-biasa aja. Tapi emang ini relatif sih ya, belum tentu orang yang aku anggap begitu menginspirasi, bisa menginspirasi orang lain juga, dan sebaliknya belum tentu sosok yang menginspirasi orang kebanyakan, menjadi inspirasi juga buat aku. :)

Selama ini aku tak begitu paham yang namanya idola itu seperti apa. Ya kalau sekedar idola-idola-an mah pastinya banyak. Yamapi, Tomapi, Lee Taemin (SHINee), Cho Kyuhyun (Super Junior), Orizuka, A-pink (girl band), masih banyak lagi, deh. Tapiii... kalau idola yang benar-benar 'sesuatu' gitu, bukan idola yang cuma seru-seruan aja, selama ini aku nggak punya, atau belum kepikiran hahaha. Dulu, kalau nulis diary (zaman anak-anak), isi biodata pasti kan ada pilihan 'idola', biasanya pasti pada nulis Rasulullah, atau Nabi Muhammad ^^; hahaha. (Macam anak alay kesannya, dan yea, aku termasuk di antaranya hahaha).


Walau nulisnya idola: Rasulullah, tapi nggak ngena di hati gitu. Soalnya emang waktu nulisnya nggak pakai hati, cuma karena ikut mainstream aja, karena banyak yang suka ngaku ngaku ngidolain Rasulullah, jadi kepikiran masa aku nggak? jadilah ikut-ikutan, haha ^^;. Nulisnya tanpa benar-benar ngerasain pakai hati beneran ngidolain nabi Muhammad.

Sekarang, tepatnya baru tahun ini lah tulisanku masa kanak-kanak itu benar-benar terasa real. Yea, aku kini bener-bener ngidolain seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. He is the biggest inspiration of my life. Of course. Always.

Tapi yang aku mau sebutkan di sini adalah tokoh-tokoh inspirasi selain beliau ya. Yaitu manusia-manusia yang aku lihat langsung kehidupannya, sehingga membuat aku langsung berpikir saat melihat mereka, 'aku ingin seperti dia!'. Akhirnya ada juga, loh! XD

Soalnya selama ini aku selalu terbengong bengong kalau ada orang bilang, 'he is my inspiration!' pada siapa saja itu yang mereka maksud. Ada yang pada Ayah biasanya, ada yang pada Justin Bieber, ada yang pada Jacob (Twillight), ada yang pada Soekarno, Soeharto, B.J Habibie, dll. Kalau membaca / mendengar perkataan itu, aku terpikir, apa yang mereka inspirasikan dari idola mereka itu? Apa yang mereka rasakan pada tokoh-tokoh itu? Lalu kalau memang menginspirasi, apa yang mereka tiru, dan apa yang akan berubah dari hidup mereka? Sebenarnya tokoh inspirasi itu macam apa, sih? Apa bedanya dengan idola yang 'biasa'? dll. Dan sekarang aku sepertinya mulai mengerti dan merasakan, and akhirnya tahu jawaban dari semua pertanyaanku ^^;

Mungkin anggapan orang tentang tokoh inspirasi itu beda-beda ya. Kalau aku sendiri memaknainya sebagai wujud kagum kita pada bagian diri si tokoh yang memesona, bahwa ada sisi dari orang itu yang membuat kita jadi ingin meniru/seperti dia, yang membuat kita kagum/terkesima. Kalau yang lain mungkin akan menjadikan tokoh inspirasi mereka itu idola, alias sepaket, dengan kata lain kalau kita mengidolakan mereka ya mereka menginspirasi hidup kita / kalau mereka menginspirasi kita ya mereka itu lah idola kita. Kalau aku tidak. Ada beberapa tokoh yang menjadi inspirasiku, tapi tidak menjadi idolaku, dan begitu juga sebaliknya. :) Nggak selalu idolaku itu menginspirasiku, dan nggak selalu tokoh yang menginspirasiku itu adalah orang yang kuidolakan.

 Nah, siapakah mereka yang menginspirasiku itu?

Cekidot!



1. Oki Setiana Dewi



Sepertinya dia ini adalah TOKOH pertama yang bener-bener menginspirasi aku! Lepas dari Rasulullah, dan kedua orang tua ya :) Mereka mah memang sudah memiliki tempat special selalu dalam hidupku.
Nggak terlalu susah menjelaskan kenapa mbak satu ini bisa sangat menjadi salah satu yang menginspirasiku :) Sekali pandang juga orang-orang pasti tahu.

Sejak aku memutuskan untuk berhijab dan ingin menjadi sosok yang lebih baik lagi, Mbak Oki ini adalah orang yang selalu kujadikan acuan dan panutan. Cara berjilbabnya, kisah hidupnya, semangatnya, cara pandangnya, subhanallah.. Ia adalah wanita yang sangat anggun sekali di mataku, aku ingin seperti dia! That's why..

Terlebih, ia lah satu-satunya yang bisa menjadi contoh untukku bagaimana menjadi muslimah yang sebenarnya. Terima kasih, mbak Oki. Berkatnya lah aku jadi tahu bagaimana harus berbusana muslim sebenarnya (sedang mengumpulkan gamis-gamis, nih ^^;).

Aku sudah membaca salah satu bukunya, yang berjudul Hijab i'm in Love :) Buku yang selalu kuletakkan di sisi tempat tidur. Biasanya setiap habis membaca buku, pasti kuletakkan di rak, tapi kali ini tidak. Setelah selesai membaca buku Hijab i'm in Love itu, aku letakkan di sisi tempat tidur supaya bisa dibaca setiap waktu ^^; karena buku itu benar-benar buku yang sangat bermanfaat buat aku yang baru saja berjilbab ini.

Masih ada beberapa buku mbak Oki lagi yang aku mau baca, cuma belum berkesempatan membeli bukunya.. :(

Sejak mengenal sosok ini, aku mulai menelusuri tentangnya di google, ku ubek-ubek dari A-Z. Kubuka-buka semua akunnya. Instagramnya, untuk melihat busana-busana muslim Syar'i, akun Twitternya untuk mengintip sedikit dakwah, dan blognya yang berisi sedikit cerita menarik tentang sekelumit hidupnya (dan yang jelas sangat menginspirasi). Aku selalu kagum sama dia. Sampai-sampai rasanya pengin bertanya, mbak Oki ini manusia, kah? (Walau jelas dia sudah pasti manusia lah ^^;). Karena dia benar-benar seperti malaikat. Sampai-sampai aku agak tak percaya saja kalau dulu dia pernah berpenampilan centil dan suka pakai baju mini seperti yang ia ceritakan di bukunya. Karena bukan mbak Oki banget kayaknya kalau dilihat dari sosoknya yang sekarang ^^; hehehe.

Dan aku pun sampai penasaran, dia ini pernah marah pada orang nggak ya? Karena aku tak pernah melihat mukanya yang tanpa senyum. Tak pernah lihat dia marah, mengeluh, atau apa.. pokoknya senyuman manis selalu tertempel di mukanya. Aku sampai iri >.<  Ia terlihat selalu optimis dan always positive thinking. Memang sih, kita kan hanya melihat dari one side. Bisa saja dalamnya ada kerapuhan yang kita tak tahu karena tak pernah dinampakkan di depan kita,  karena manusia kan tak ada yang sempurna. Tapi, teteuupp.. sekalipun benar memang begitu, menurutku mbak Oki sudah sangat sempurna. Kalaupun memang dalam hatinya sebenarnya tentu ada kerapuhan (sebagai manusia itu wajar saja), hanya saja tak terekspose, bagiku dia tetap sosok yang menakjubkan. Ia berhasil mebuktikan, dengan menjadi hamba Allah yang taat dan muslimah yang baik, hidup ini akan berjalan baik-baik saja, karena kita akan merasakan kecintaan Allah pada kita, kasih sayang-Nya yang begitu besar. Itu juga yang mulai kurasakan perlahan-lahan, sedikit-sedikit.

Dalam segala aspek, mulai dari pendidikan, hobi, kegiatan, bahkan perjalanan cintanya benar-benar bikin aku terkesima. Aku harap mbak Oki mau menulis lebih detail lagi tentang dirinya dalam bentuk buku, terutama kisah percintaannya yang bikin aku iri sekaligus sangat menginspirasi. Mbak Oki juga lah yang menjadi salah satu alasan kenapa aku sudah tak begitu tertarik lagi dalam cinta-cintaan ala ABG labil. Karena aku percaya, bahwa dengan menjadi muslimah yang selalu taat di jalan Allah, menjalankan segala syariatnya, tentu Allah pada akhirnya akan mengirimkan belahan jiwa kita yang  pasti jauh lebih baik dari seseorang yang kita cintai hanya karena nafsu ingin memiliki. :)

Percaya, bahwa jodoh di tangan Tuhan, dan jodoh terbaik untuk muslimah yang baik :)

Karena Islam itu adalah pasrah, ikhlas, dan berserah diri.


2. Indri Giana






Sosok ini baru kukenal saat ia menikah dengan Ustadz Riza Muhammad ^^;

Kenapa ia termasuk sosok yang menginspirasi?

Hm.. karena personality-nya awalnya, tepatnya gaya-nya yang kulihat sejak ia menikah. Tipe shy girl and manut banget sama suami. Aku pun ingin seperti itu kelak bila sudah menikah, inshaAllah :)

Aku juga suka gaya hijabnya. Suka banget. Dan pengin pakai kayak gitu, cuma nggak pernah nemu x_x. Curiga deh, Indri Giana ini hijabnya ada butik khusus atau jangan-jangan desain sendiri. Habisnya aku nggak pernah nemu dimana-mana, padahal naksir banget sama modelnya. Hijabnya dia itu Syar'i, tapi nggak yang gimanaaa banget gitu kayak Mbak Oki atau hijaber Syar'i kebanyakan. Bisa dibilang, Syar'i, tapi juga remaja banget, nggak terlalu gimana-gimana. 

Aduh, gimana ya jelasinnya? ^^;

Bukan berarti yang dipakai mbak Oki jelek ya, kan aku sudah bilang, aku juga suka banget sama gaya yang dipakai mbak Oki. Hanya saja aku lebih prefer ke gaya Indri Giana, cocok dengan remaja seusiaku atau tepatnya cocok dengan aku-nya, nggak terlalu yang berkesan...gimana ya... ^^; hahaha, susah jelasinnya dalam kata-kata. I mean, bila kita lihat para hijaber dengan khimar besar dan pakaian syar'i nya, apa yang kalian pikirkan pada sosok mereka? Pokoknya begitulah kan. Nah, aku nggak mau yang nampak begitu banget, makanya aku suka dengan gaya Indri Giana. Remaja banget, nampak fun, tapi juga inshaAllah Syar'i :)

Dan kisah percintaannya dengan Riza Muhammad juga sangat menginspirasi. Pengeennn banget kayak mereka, baik saat sebelum menikah (masa taaruf), hingga setelah menikah sampai sekarang. Pasangan yang benar-benar patut diteladani. Sama kayak Mbak Oki dan suaminya. Mereka tak pacaran, dan terbukti, mereka malah jauh lebih romantis setelah menikah (pacaran setelah menikah itu emang indah banget, dan itu impianku).

Pengeenn punya suami kayak Ustadz Riza Muhammad >.< Indri beruntung banget.
Jujur, Ustadz Riza itu bisa dibilang tipe lelaki idamanku untuk menjadi calon suami. Karena aku (jelas) menginginkan lelaki yang ilmu agamanya bagus. Nggak harus ustadz, yang penting lebih dari aku dan bisa membimbing aku. Aku juga dulu punya cita-cita pengin punya suami orang India..hahaha. karena aku suka segala hal yang berbau India, mulai dari filmnya, lagunya, tariannya, sampai adat-adat dan sejarahnya. Interesting. Hahaha.. yea, itu impianku sih.. Mendekati sosok ustadz Riza Muhammad kan :)

Tapi, ya itu tadi.. jodoh itu di tangan Tuhan. Kita bisa bilang kita penginnya sih begini begini begini, tapi hadiah dari Tuhan belum tentu sama dengan yang kita inginkan, karena Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk kita :)

Jadi ya aku nggak muluk-muluk, sih. Selama agamanya oke, dan dia bertanggung jawab pada agama dan Tuhannya (dalam arti tahu menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya), itu cukup. (Kalau dia bisa ngertiin hobi aku yang suka nonton film India dan lagu-lagu India, itu lebih bagus lagi, hahaha).


 3. Dian Sastro





Baru-baru aja sih aku begitu interest sama sosok yang satu ini, karena aku baru mengenal sosoknya belakangan. Bukan berarti baru tahu ya ^^;. Sudah sering dengar nama Dian Sastro disebut-sebut dari dulu karena film Ada Apa dengan Cinta (yang omong-omong aku belum pernah nonton :p), dan karena kecantikannya dll. Jujur, dulu dengar orang muji-muji dia ya aku cuek aja, nggak kenal ini ^^; Aku nggak tahu apa-apa tentang dia, nonton AADC aja kagak/belum. Sampai akhirnya ketika ada drama mini AADC muncul kemarin, di situ aku mulai agak interest sama sosok ini. Interestnya masih sebatas kenapa sih banyak yang muji-muji sosok ini? Pribadinya sebagus apa, sih? dll. Aku download deh segala tentang dia, dan... yea! ... saya jatuh cinta dengan pribadinya! ^^; Apalagi pas liat dia di acara Sarah Sechan. Waw. Benar-benar wanita yang nampak nyaris sempurna. Cantik, kulit mulus, kehidupan kayaknya lurus-lurus wae (jelas ini pasti nggak benar, sih, yang namanya semua orang pasti ada pahit-manisnya, hanya saja tinggal pintar-pintarnya orang itu aja mengatur supaya hidupnya jadi penuh kebahagiaan :) ), karir dan pendidikan sama lancarnya... Sebagai perempuan yang kuliahnya lagi dalam masa-masa kritis (:P) tak punya masa depan, aku begitu terkagum-kagum dengan sisi hidup Dian Sastro ini. Pola pikir dia itu menakjubkan!

Jadi, dia itu sudah memikirkan masa depannya dari umur 10 tahun! Dari umur SEGITU, yang mana saat umur segitu aku masih masa bodo hidup aku ke depan kayak apa, dia sudah mikirin ke depan mau jadi apa, dan dia harus melakukan apa saja  untuk mencapai impiannya itu. WAW! Time managementnya kayaknya oke ^^; begitu tertata. Aku aja punya wish list tiap tahun ujung-ujungnya cuma terbuang ke tong sampah. Sedangkan dia, begitu tertata rapi dan, dan termanage dengan sangat baik kayaknya.

Mungkin itu juga berkat didikan ibunya sih.. *tepuk tangan buat Mama-nya Dian Sastro* *sungkem*

Mamanya yang mengajarkan dan membentuk dia menjadi wanita berprinsip yang mempunya tujuan untuk dicapai. Dan tujuan itu tak sekadar tujuan, melainkan goal yang harus bisa diraih dengan usaha, sehingga terbentuklah goal setting. Bayangkan! Dari umur 10 tahun ia sudah punya settingan untuk hidupnya 10 tahun ke depan! Sementara eike umur segitu masih planga plongo aja :/

Nggak cuma kisah pra nikahnya aja yang seru, pasca nikah pun makin banyak lagi sisi dari Dian Sastro yang layak ditiru. Dian Sastro berhasil membuktikan bahwa jadi istri dan ibu rumah tangga gak berarti kita cuma kudu dasteran di rumah ngurus anak-rumah-suami. Kita juga bisa tetap berkarya dan sukses di karir tanpa mengesampingkan tugas sebagai istri dan ibu *tepuk tangan* Salut! Mendengar kisah perjalanan hidup Dian Sastro ini, asli bikin aku minder :( Ternyata aku ini cemen, bagaikan butiran debu! Tak ada apa-apanya! *mojok* Tapi positifnya, aku sekarang jadi lebih bersemangat lagi! Aku akan terus mencari apa tujuanku dan bakal bikin goal setting juga, inshaAllah tak ada kata terlambat. :)



4. Dewi Sandra




Atau tepatnya sih, Hana Sasmita ^^; Alias Bunda Hana, tokoh yang diperankan oleh Dewi Sandra dalam CHSI.

Tak perlu kujelaskan panjang lebar apa yang mengispirasiku dari tokoh tersebut, karena semua orang juga pasti tahu :)

Walau kadang sebel juga nonton sinetronnya, tapi ada sisi sisi dari Hana yang patut dicontoh sebagai seorang Muslimah yang baik. Dan itu yang aku catet! :)

Aku juga suka sih gaya hijab Hana/Dewi Sandra dalam kesehariannya, nggak yang ngoyo kayak para hijaber kebanyakan yang ribet itu. Dia mah kalau berhijab simpel dan tetap enak dilihat, daripada para hijaber lain yang lilit sana-sini kainnya, bikin pusing ngeliatnya, apalagi ngebikinnya :s Aku nggak suka hijab yang penuh aksi, dan repot makainya. Hijab kok malah nyusahin, harusnya kan malah memudahkan ^^;

 
5. Miranda Kerr






Wohoo.. jangan salah sangka dulu ya! ^^; Jangan pikir yang macam-macam dulu.

Tenang, tenang.. aku masih waras kok untuk berpikiran ingin menjadi model Victoria's Secret ^^;

Aku juga nggak ngefans gimana gimana sama Miranda, tapi aku akui badannya itu bagus banget yaaa. Iri liatnya hahaha. Dan pengin lah punya badan bagus kayak gitu, kaki jenjang, perut rata, kulit mulus, tapi jelas bukan buat saya pamerkan. Tentunya buat diri sendiri dan suami di masa depan, kan kalau punya badan bagus dan sehat gitu juga hidup kita pun pasti bahagia.

Aku suka dengan sifat Miranda yang selalu nampak optimis. Membuatnya jadi nampak bahagia dan terlihat awet muda. Dan memang saat ditanya apa rahasianya dia bisa cantik dan awet muda, dia bilang karena dia selalu membuat dirinya bahagia dengan selalu tersenyum, berpikiran positif, selalu optimis, selalu santai dalam menghadapi kehidupan, tak pernah dibawa stress. Dan aku sepakat sama dia. Itu memang resep mujarab supaya kita bahagia. Dan kalau kita bahagia, dampaknya kita pasti sehat. Kalau sehat dan bahagia, dampaknya jelas kita jadi awet muda. :D

Dia sangat menjaga kesehatan dan bentuk tubuhnya sebagai wanita. Rajin olahraga, perawatan, dan memilih makan-makanan dan minuman yang sehat. *acungi jempol*

Jadi memang resep cantik itu tak susah sebenarnya. Cukup tidak stress, dan selalu bahagia plus hidup sehat aja. Sudah, kelar.




 6. Raline Shah




Sama aja kayak Miranda Kerr sebenarnya, aku nggak ngefans kok sama cewek ini. Hanya saja pas liat dia jadi tamu di Sarah Sechan, aku menyukai beberapa statement dan opini dia. Dalam arti, yea, ada kepribadiannya yang aku suka. Pola pikir dan cara dia memandang akan sesuatu itu, menurutku cukup cerdas, walau tak sejenius Dian Sastro ^^; 

Sama kayak Miranda, kecantikan buat dia itu harus didapat dengan usaha. Jangan mau cantik aja, tapi usahanya nggak ada sama sekali. Kan nggak ada orang yang selalu nampak cantik kalau tak ada usahanya, impossible.. (ini sih kata Raline sih ya. Aku mah tak tahu, kan aku bukan wanita cantik seperti dia hahaha,).  Aku suka cara bicara dia, walau sedikit nyebelin  (mimik wajah dan senyumnya) :p

Apalagi statementnya yang ini, "Nggak ada wanita yang nggak cantik, yang ada itu malas.." Dalam arti lain, semua wanita itu cantik sebenarnya hanya saja banyak yang malas. Bener, nih! Saya sepakat.

Lah situ mau cantik, tapi perawatan ke salon aja malas dan super hitung-hitungan, ya pegimane?? ^^;

Terus, tak mau belajar dandan, nah!

Malas, kan? Kalau malas, ya jangan komplain dan iri dengan kecantikan wanita lain :p

Karena mungkin saja mereka yang kamu lihat cantik itu memang melakukan usaha yang super maksimal hingga bisa sampai seperti itu. 


7. Siti Nurhaliza





Duh... aku jatuh cinta dengan keanggunannya! Tipe wanita idaman banget kalau saya seandainya lelaki, hahaha ^^;

Pengin kayak dia. Santun dan anggun dalam bersikap, cantik dalam balutan hijabnya yang jarang aneh-aneh. Cantik sangat! Walaupun penyanyi, dia tetap nampak terhormat, begitu segan melihatnya.

Jumat, 07 November 2014

Full House versi Thailand

Diposting oleh Eka Suzanna di 07.27 0 komentar
Sudah 2-3 hari ini aku nonton Full House versi Thailand.

Tak tau kenapa, kok ya nggak bosaaaann.. tiap hari nonton berulang-ulang, jadinya bisa dibilang dah khatam 3 kali berturut-turut ^^;

Duh, nggak nyesal beli kaseettnyaaa... justru NYESAL, kenapa baru beli sekarang???? Tepatnya, kenapa aku baru tahu sekaranggg???

Dan sebenarnya ini juga berkat salah ingat, sih, dan belinya juga tak sengaja. Waktu itu iseng aja kepengen beli kaset DVD, karena dah lama tak beli (ada kali 2-3 tahun). Eh, tak sengaja liat ini kaset, langsung teringat kalau aku emang lagi nyari Full House versi Philiphine, Karena banyak yang bilang versi Philiphine jauh lebih bagus dari yang versi asli a.ka Korea. Secara aku juga nggak terlalu suka banget sama drama Ful House, alias biasa aja gitu.. cuma dapat penilaian 3 bintang dariku, jadi aku juga nggak seberapa excited sebenarnya nyari Full House versi negara lain. Kupikir, ah.. kan sama aja ceritanya, namanya juga Re-Make. Yang paling kunantikan itu Full House versi Jepang aja, yang kok belum juga ada remake nya sampai sekarang X_X. Padahal kalau urusan nge-reMake, kan negara Jepang dan Korea itu biasanya paling nomor satu.

Karena kupikir ini Full House Philiphine yang aku cari, langsung kutarik aja dan bayar ke orangnya. Sampai rumah apa aku langsung nonton? Kagak. Hahaha. Drama ini sempat tergeletak begitu saja di atas meja dekat laptop selama 5 hari. Setelah merasa gak ada kerjaan sama sekali dan bosan abiss.. baru lah eike melirik ke si kaset ini dan menontonnya.

Sukkaaaaaaa banget! Walau salah beli awalnya, karena pikir ini yang versi Philiphine, ternyata ini yang versi Thailand, tapi nggak nyesal sama sekali! Apalagi aku cukup suka dan familiar sama pemeran cewek utamanya, karena dia main di film 'lesbian' Yes or No, hahaha.



JUDUL: Full House
Jumlah Episode: 20 Episode

Rating : ★★★★
Category : Dorama
Genre : Romance, Comedy *?*

Cast :
Pirath Nitipaisankul (Mike) as Mike
Sucharat Manaying (Aom) as Aom
Autasda Panickhul as Guy
Janesuda Parnto as Mintra





Tak perlu sebenarnya menceritakan detail drama ini berkisah tentang apa, kan? :) Karena saya yakin hampir semua orang, terutama yang pencinta drama Korea pasti tahu banget sama cerita drama ini! Yak.. seperti judulnya, Full House, drama Thailand ini memang versi remake dari drama Full House yang versi Korea. Nah, sudah tahu, kan??

Ya, inti ceritanya: Ini mengisahkan tentang Aom Am, gadis yang punya impian menjadi penulis novel best seller, diperdaya oleh kakak perempuannya, saudara kandungnya sendiri.Mereka hanya tinggal berdua (orang tua sudah meninggal), dan rumah yang mereka tempati itu adalah rumah milik Aom, alias atas nama Aom, warisan dari ayahnya.




Karena kesulitan uang, sementara ia ternyata sedang hamil dan butuh biaya, (dengan berat hati) Kakaknya Aom menjual rumah itu diam-diam, tentunya dengan cara tipu daya. Berdua bersama pacarnya, Pao, diaturlah rencana untuk mengirimkan Aom sementara waktu ke-mana-saja, supaya mereka bisa menjalankan rencana mereka untuk menjual rumah.



Mereka berhasil mendapatkan tanda tangan Aom (untuk pengesahan penjualan rumah) dengan trik, dan sengaja mengirimkan Aom ke Korea dengan alasan gadis itu mendapatkan tiket gratis dari sebuah event agen travel untuk liburan selama 5 hari di Korea. Kesenangan karena seumur hidupnya tak pernah pergi liburan apalagi naik pesawat, dengan polosnya Aom mengiyakan dan menandatangani sebuah dokumen dari Kakaknya. Aom sudah membayangkan ia akan ke Korea, nginap di hotel gratis, dan naik pesawat gratis pula. Diiming-imingi semua hal akan ditanggung (gratis), berangkatlah Aom dengan penuh riang gembira,



Saking excitednya, karena baru pertama kali merasakan naik pesawat dan liburan jauh ke luar negeri, Aom begitu penuh semangat setiap melihat sesuatu dalam pesawat yang menarik baginya, termasuk lelaki yang duduk di sebelahnya, yang ternyata adalah seorang super star terkenal dil Thailand, Mike Angelo.



Awalnya, penebangannya berjalan mulus tanpa hambatan, Aom sampai di Korea dengan selamat, dan juga menginap di hotel mewah. Ia jalan-jalan dengan riang dan tak sengaja jumpa/berkenalan dengan seorang pria asal Thailand juga, bernama Guy.








Semua terasa indah dan nyata, sampai kemudian di hari kedua ia di Korea, petugas Hotel mengabarkan lewat telepon bahwa ia harus segera Check Out, karena kamar hotelnya dipesan hanya untuk 2 hari. Terkejut lah Aom. Bagaimana bisa?? Sementara dia harus 5 hari di Korea, tapi kamar hotel yang ditempatinya ternyata hanya untuk menginap 2 hari saja!



Aom tak punya uang cukup untuk membayar hotel, bahkan untuk semalam saja. Ia berkali-kali menelpon Kakaknya, tapi tak pernah diangkat. Seharian ia luntang-lantung, bingung bagaimana harus membayar kamar hotel, dan juga tak punya uang untuk beli tiket pulang.



Mendadak ia teringat Mike Angelo, salah satu super star Thailand yang kebetulan satu pesawat dengannya saat penerbangan menuju Korea, bahkan mereka duduk sebelahan. Di pesawat tak sengaja ia sedikit membuat kekacauan, ia mabuk karena minum alkohol, dan muntah di baju Mike. Baju itu masih ada padanya, dan itu yang ia jadikan alasan supaya bisa ketemu Mike,yakni 'mengembalikan bajunya'.





Setelah sedikit perdebatan, percekcokan, dan akhirnya dibumbui tipu daya dan cerita rekayasa, ia berhasil meminjam uang pada Mike, tentunya setelah memasang wajah memelas dan menambah bumbu cerita penuh derita, yang membuat Mike jadi simpati akhirnya.

Begitu dapat uang, ia segera pulang ke Thailand... dan ternyata surpraise tak berhenti sampai di situ! Ia dibuat terkejut lagi dengan mendapatkan kenyataan rumahnya sudah dalam keadaan kosong melompong.




Kakaknya pun tak ada nampak batang hidungnya, menghilang entah kemana, tak ada kabar an jejak. Akhirnya ia mengetahui, rumahnya telah dijual oleh kakaknya tanpa sepengatahuannya, dan ia telah dibohongi.

Aom bersikeras tak ingin menjual rumah itu, dan berusaha mendapatkan rumah itu kembali. Ia harus berhadapan dan bernegoisasi dengan si pemilik rumah yang baru, yang ternyata adalah... Mike. Super star terkenal yang telah ia tipu dengan cerita rekayasanya.

Apa iya Mike akan memaafkan Aom begitu saja dan mau dengan mudah mengembalikan rumah itu, sementara ia telah ditipu Aom mentah-mentah?

=======================

KOMENTARKU:


AAAkkk.... <3 p="">
Hahahaha, belum apa-apa sudah lope-lope ya X))

Pertanda baik, berarti.

Iyaa.. aku bener-bener nyesel!! Nyesel, kenapa baru tahu drama ini sekarang??? :(((

Tapi, jujur aja sih ya, aku bahkan baru menonton yang versi Koreanya beberapa waktu lalu (bulan Oktober kemarin, hasil download marathon 16 episode di youtube).

Kalau dibandingkan versi Koreanya, aku jauh lebih suka yang ini!

Kalau yang versi Korea, aku nggak begitu suka, dan agak boring. Penilaianku buat yang versi Korea, tiga bintang cukup lah. Serunya lumayan, pasang surut, kadang seru, kadang boring. Lucunya juga nanggung, nggak seberapa lucu, banyak garingnya. Chemistrynya? Hm... boleh lah, lumayan. Aku melihat yang versi Korea itu, dibilang cocok ya cocok, tapi kalaupun nggak cocok ya aku juga nggak kenapa-kenapa.

Sedangkan kalau yang versi Thailand ini?
Pokoknya harus sepakat semuanya kalau mereka COCOK! Aku bahkan ngerasa mereka itu REAL. Saking chemistrynya dapet banget... x_x










Iya kan?? Iya kan???

Lihat, deh! Penampakan mereka berdua selalu bikin melting~ >.<



Apalagi mereka kan pakai nama asli tuh, bisa dilihat pada pengenalan cast di atas, nggak heran bacanya? Mike, diperankan Mike. Nama panggungnya emang Mike Angelo. Bahkan tokoh ceweknya itu, pemerannya emang punya panggilan nama Aom. Jadi, memang itu nama panggilan mereka, jadinya berasa nyata x_x. Mike yang asli juga memang penyanyi kan, sama kayak Mike Angelo yang dalam cerita.. huhuhu.

Jadi, bagaimana perbandingan antara dua versi?

Yaa.. Versi Korea dapat 3 bintang dari saya. Versi Thailand.... 4 bintang!! 5 BINTANG kalau perlu, saya rela baginya!

Apa yang mau dikritik dari versi Thailand ini?? Nyaris tak ada gitu.  Chemistry antar pemain, dapet, banget! Setting pun oke, malah aku lebih suka settingnya yang versi Thailand daripada versi Korea. Musik? Sama-sama bagus lah ya.. Korea memang juaranya kalau dalam hal soundtrack, jadi memang untuk yang ini lebih unggul Korea.


Hm.. Jadi tertarik untuk buat versi perbandingannya nih, tapi mungkin di postingan baru aja kali ya x)) Biar lebih rapi, karena postingan ini memang dikhususkan untuk kebawelanku aja.. hahahaha.

Kalau kalian berpikir bahwa cerita ini sama persis dengan yang versi Korea, maaf, anda salah.

Tapi.. weits, tenang, tapi nggak berarti juga ceritanya melenceng jauh beda dari yang versi Koreanya :)

Pokoknya, kalau kalian takut versi Korea ini ceritanya plek abis dengan yang versi Korea, dan kalian takut merasa bosan (seperti yang saya takutkan awalnya), kalian salah besar. Tapi, kalau juga kalian takut ceritanya beda dari yang versi Korea dan out of storyline, dan kecewa karena kalian nggak rela drama Korea kecintaan kalian diubah versinya, kalian juga salah besar.

Ini drama sukses! Ia tak mengubah inti ceritanya, tapi ia tak juga menjiplak abis kayak drama remake kebanyakan. Biasanyakan kalau remake tuh pasti ngikutin segala plot-plotnya, dialognya, dll.. Apalagi kalau Indonesia yang ngeremake, titik koma dialognya kayaknya dijiplak juga. Kalau drama Thailand ini kagak sama sekali. Walau inti ceritanya sama, dan alurnya juga sama, tapi dikreasikan jadi lebih menarik lagi. Adegan-adegannya pun tak sama. Misalnya, walau ceritanya sama-sama berawal dari ketemu di pesawat dan si cowok terganggu dengan ulah si cewek, tapi adegannya tuh beda, dan menurutku adegan di Thailand lebih bagus dan lebih realistis ^^;

Karakternya pun pembawaanya beda. Kalau di sini, tokoh ceweknya lucu, dan lebih jujur sama perasaannya sendiri. Kalau yang versi Korea kan, lumayan kerasa kepala dan agak gengsian gitu. Cowoknya pun, Mike ini nggak semenyebalkan yang versi Korea, dia masih ada sisi 'lembut' dan 'ramah'nya, lebih friendly, dan yeaa... aku suka. Porsinya pas, nyebelinnya ada, tapi ada masa-masa dia menunjukkan sisi 'baik'nya, gak kayak yang versi Korea, dari awal-ending, belagu amat -_- Dan gengsi gitu, bikin kita pengen nggaplok kepalanya!

Susah dijelaskan dengan kata-kata, deh! Ntar aja sekalian di postingan selanjutnya aku jabarkan lebih luas inshaAllah. Pokoknya WAJIB nonton ini! Saya jamin nggak bakal nyesal! Kalau anda memang pernah nonton drama Full House versi Korea, yang ini juga nggak boleh ketinggalan! :)




NOTE: gambar-gambarnya semua dicatut dari google :)

Minggu, 02 November 2014

Silent

Diposting oleh Eka Suzanna di 07.11 0 komentar
                “Lama-lama pusing gue sama Widya. Kayaknya apa yang gue lakuin juga pasti  selalu salah di mata dia, gak ada yang bener.”

                Adi mulai terlihat mengeluhkan sikap pacarnya lagi, dan sepertinya ini menjadi lebih sering dari biasanya belakangan ini. Apakah memang semua lelaki dan perempuan yang berpacaran akan mengalami hal seperti ini, selalu ribut dan bertengkar mengenal hal-hal yang sebenarnya bukan masalah besar? Entah lah. Aku tak tau, karena aku tak pernah merasakannya. Bagaimana bisa? aku saja tak pernah pacaran. Aku tak pernah paham dengan konsep pacaran. Selain itu... karena orang yang kucintai sudah memiliki kekasih, jadi yang bisa kulakukan hanyalah duduk diam di hadapannya, menemaninya dan mendengarkan segala keluh kesahnya. Ya, yang aku lakukan sekarang ini.
                “Dia selalu aja maunya dingertiin sama gue, tapi dia sendiri gak pernah mau ngertiin gue. Kayaknya nggak pernah nganggap gue sebagai pacar sama sekali. Gue dianggap supirnya doang kali ya? Kayak diinjek-injek, tau nggak.” Adi melanjutkan keluhannya, dan aku tetap dalam diam sambil memusatkan mata pada mimik wajahnya yang semakin nampak sangat kesal.
                “Emangnya sekarang elo berdua ribut karena apa?” tanyaku akhirnya, sambil menyeruput habis sisa Cappucino dalam gelas.
                “Cuma gara-gara gue nggak bisa jalan sama dia kemarin. Padahal kan nggak sering-sering juga gue ingkar janji. Kebetulan aja kemarin gue sudah terlanjur janji sama Hery cs buat main futsal bareng, ya kan gak mungkin gue batalin gitu aja.”
                “Trus?”
                “Ya udah, trus apalagi, dia ngamuk-ngamuk, bilang gue lebih mentingin futsal lah daripada dia, ngatain gue cowok cemen gak bisa pegang janji, malah nuduh gue macam-macam segala, bilang gue ada main sama cewek di tempat futsal. Gimana gue nggak jengkel? Lama-lama gue selingkuh beneran aja kalo gini! Daripada dituduh gak jelas, padahal gue nggak ngelakuin, kan mending gue selingkuh beneran!”
                “Sampe segitunya?” Aku mengernyitkan kening. “Widya emangnya seposesif itu sama lo?”
                “Tauk tuh, belakangan makin menjadi-jadi aja tingkahnya. Kayak mau ngekang gue banget.”
                Aku tersenyum kecut agak samar, hingga mungkin Adi tak menyadarinya sama sekali. Dari awal saat Adi memperkenalkan Widya padaku sebagai kekasih barunya, aku sudah bisa menebak tipe gadis seperti apa dia. Dan aku sudah merasa yakin seratus persen, Widya tak akan cocok berhubungan dengan Adi. Karakter mereka sangat bertolak belakang. Adi adalah tipe lelaki yang butuh diperhatikan, ditemani, diperlakukan dengan lembut, tak bisa dengan cara keras. Sebaliknya, Widya adalah tipe perempuan yang selalu bersikap frontal, keras kepala, manja, dan mudah emosi. Kalau dipaksakan untuk cocok pun juga tak akan bisa. Terkadang aku sendiri tak rela setiap melihat bagaimana perlakuan Widya pada lelaki yang kucintai ini. Kenapa dunia memang selalu tak adil? Tak bisakah dunia berkonspirasi menjodohkanku dan Adi? Aku bisa selalu menjaga dan mencintainya dengan sangat baik, jauh melebihi gadis manapun yang ada di sekeliling kami.
                “Ya elo juga, kok bisa pacaran sama yang modelnya begitu? Makanya, pilih-pilih dulu, jangan asal ngegaet.”
                “Sial lo,” Adi mendengus geli mendengar perkataanku yang padahal sangat serius. “Ya mana gue tahu kan kalau dia begitu banget. Gue awalnya kepincut sama kecantikannya. Lagipula waktu pertama kali, keliatannya dia tuh dewasa. Mana gue sangka kalau ternyata sama aja kayak cewek lain, cemburuan, manja, posesif..hh... malesin, lah. Heran gue, kayaknya semua cewek tuh sama aja ya.”
                Aku hanya tersenyum simpul dengan menarik ujung bibirku ke atas, kemudian sambil lalu memainkan ponsel. “Ya putusin aja, trus pacaran sama gue.”
                Huaaaaaa! Aku terkejut sendiri mendengar sederet kalimat yang baru saja meluncur lancar dari mulutku. Berani juga aku mengatakan hal itu! Walau perkataan itu sengaja kukatakan dengan lagak sambil lalu, tapi tetap saja jantungku nyaris terasa akan jatuh melorot. Aku tak berani melihat wajah Adi, tapi aku juga penasaran, jadi aku sedikit mengangkat kepala hendak menatapnya, dan yang kudapatkan seketika adalah jitakan keras dari kepalan tinjunya.
                “Bangke lo!!” Tawa Adi seketika meledak setelahnya. “Gue masih normal kali! Sarap lo, ah, Dim!” Ia masih tertawa ngakak, dan menatapku geli. “Dunia kiamat dan cewek di dunia ini sudah punah sekalipun juga gue bakal tetap ogah! Amit-amit!”
                Aku hanya mendengus, mengelus-elus kepalaku yang terasa ngilu, dan ikut tertawa bersamanya. Yah, aku memang sudah tahu jawaban seperti itu yang akan ia berikan. Ia menganggap perkataanku tadi hanyalah sebuah lelucon antar sahabat, dan sampai kapan pun akan seperti itu. Biarlah Cuma aku dan Tuhan yang tahu bahwa perasaan sayang dan cintaku padanya adalah sebuah kebenaran yang pasti sulit diterima dalam dunia yang tak adil ini.
                “Woii, Adi!! Dimas!!” seruan melengking seorang perempuan mengejutkan kami, membuat aku dan Adi serentak menoleh bersamaan ke arah samping kantin sekolah. Novi, salah satu teman sekelas kami terlihat memandang jutek dari kejauhan. Wajah gadis itu semakin memberengut saat menyadari kami tak juga kunjung bangkit dari bangku kantin.  “Sudah bel masuk tuh, woy! Gak dengar apa?? Budek kali ya!??”
                “Wah, iya!” Adi yang sadar duluan, langsung berdiri dan melompati bangku begitu saja. “Ah, gara-gara lo, Dim! Mana gue belum selesai ngerjain PR! Mampus gue. Masih sempet nyontek nggak, nih??” Aku tak terlalu menggubris apa yang Adi serukan selanjutnya, karena aku sendiri sudah berlari cepat menuju kelas. Aku juga belum menyelesakan PR Fisika. Gawat!


=========================================================================
 




Note: Aku baru tahu tentang gerakan membuat cerpen ini jam 9 malam tadi ^^;, Begitu selesai baca aturannya, aku langsung bertanya pada beberapa temanku, dan dua orang memberikan jawaban. Yang satu meminta tema cerita tentang Forbidden Love yang mengisahkan cinta sesama jenis, yang satu meminta cerita tentang dua orang yang saling menyukai tapi tak menyadari. Aku memilih yang Forbidden Love,...karena... tak ada alasan, sih ^^; Karena sesungguhnya aku sampai detik ini tak tau harus menulis cerpen apa karena waktunya sangat mepet. Dan aku tak pernah nulis cerita tentang Forbidden Love, karena itu bukan gayaku banget. Kalau disuruh milih, sebenarnya aku memilih tema yang satunya, karena itu lah yang aku banget. Tapi, tak tau kenapa otakku terasa buntu, aku tak bisa memikirkan alur ceritanya sama sekali. Selain karena waktu sangat mepet, aku juga sudah mengantuk.. hehe. Yang terpikirkan di otakku hanya lah... ya cerita ini ^^;

Terima kasih kunjungannya~ :)

 

bOLLywood-giRL.coM © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor