Senin, 15 Juni 2009

Drama jelek

Diposting oleh Eka Suzanna di 23.04
DRAMA :
BANYAK BERTANYA SESAT DI JALAN
Setting : Menggambarkan keadaan kelas
ADEGAN I
SMP Gilabong terkenal sekolah yang paling berisik dan heboh. Tapi terkenal juga prestasinya. Mereka secara akademik cukup cerdas. Buktinya saat ini mereka sedang belajar Bahasa Indonesia. Dalam sekejap mereka paham dengan pribahasa-pribahasa yang terdapat dalam kosakata Bahasa Indonesia.
Eka melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Di sana dia menghampiri Dede dan Vina yang sedang sibuk menulis sesuatu di atas meja.
Eka : “ Woi, pada ngapain nih? Tumben banget pagi-pagi udah kumpul di sini kayak burung wallet.”
Dede : “ Jangan sok santai deh. Memang kamu sudah kerjakan PR Bahasa Indonesia?”
Eka : “ Ya iyalah. Aku ‘kan anak cinta bahasa. Kenapa? Pada mau nyontek?”
Dede dan Vina mengangguk. Tanpa syarat apapun, dengan gampang mereka menerima buku tugas Eka. Eka memang baek kalo soal kasih contekan.
Dede : “ Thank you so much, Eka…You really is the best!!!”
Vina : “ Iya, aku juga thank you loh.”
Eka : “ Ya iyalah. Aku semalaman cari buku pribahasa Cuma mau kerjain tugas itu loh. Aku sampe bertengkar sama ayah aku Cuma karena masalah ini.”
Dede : ( Melongo)
“ Kok, bisa?”
Eka : “ Ayah aku ngomel gitu karena aku minta antar beli buku. Tapi tetap diantar sih. Cuma aku di tinggal sebentar. Katanya bentar di jemput lagi. Nggak tahunya sampe 2 jam aku nunggu. Bagaimana aku nggak kesal? Setelah itu aku bertengkar lagi deh dengan ayahku.”
Vina : “ Memang kenapa kamu dijemput lama?”
Eka : “ Biasalah, karena keponakannya si Betto. Betto merengek minta di antarin ke dokter. Ayahku bersedia ngantar. Bagaimana aku nggak kesal? Aku aja Cuma minta antar ke toko buku, pake diomelin dulu. Giliran Betto, tanpa comment langsung tancap. Memang dasarnya Anak dipangku dilepaskan, beruk dirimba disusulkan.”
( Rutuk Eka kesal)
Dede : “ Maksud kamu?”
Eka : “ Yeee itu pribahasa. Artinya Anak sendiri disia-siakan, anak orang lain diperhatikan. Kalian sekolah udah berapa tahun sih? Pribahasa gitu aja nggak tahu.”
Vina : “ Ini apaan, Ka?”
Eka menatap apa yang di tunjuk oleh Vina pada tugas PR dibukunya.
Eka : “Oh, itu Banyak Bertanya Sesat Dijalan.”
Vina : ( Heran)
“ Nggak salah, Ka? Kalau aku nggak salah ingat, kayaknya pribahasa yang benar itu Malu Bertanya Sesat di Jalan…?”
Eka : ( Mengangguk)
“ Memang. Itu dia yang mau aku bicarakan. Aku tidak setuju dengan pribahasa tersebut.Aku protes.”
Vina dan Dede bengong mendengar tutur kata Eka.
ADEGAN II
Dedy dan Dony berbarengan masuk ke kelas tepat bel berbunyi.
Dedy : “ Oi, cewek…pada ngapain kumpul? Bicarain aku ya…aduh, susah juga jadi orang cakep.”
( Mengusap dagunya dengan PD)
Vina : “ Cakep darimana? Cakep dari Hongkong? Kalo diliat dari Monas sih iya.”
( Mencibir)
Eka menyodorkan buku PRnya ke depan muka Dedy.
Dedy : “ Maksud kamu?”
Eka : “ Nggak ada sih, Cuma sedia payung sebelum hujan.”
Dede : “ Kau sudah PR?”
Dedy : “ Mati aku. Belum,…liat dong, Ka…”
Eka : “ Sudah ku duga dari awal.”
( Melengos)
Dony : “ Hari gini, nyontek? Cape, deh…..”
Semua menatap Dony.
Dony : “ Tapi boleh ikutan nggak?”
Permintaan Dony membuat semua menatapnya kesal. Kirain Dony sudah jadi anak alim yang anti nyontek. Nggak taunya….
ADEGAN III
Ibu guru, yaitu Ibu Ranty menatap pekerjaan Eka yang sudah dikumpulkan. Lalu dia sesekali menatap Eka yang sibuk ngerumpi dengan Vina dan Dede.
Vina : “ Oi, Don…hari ini elo bawa buah apa?”
Mereka sudah hapal kebiasaan Donny yang selalu bawa buah beraneka macam setiap hari.
Donny : “ Bawa ketapi.”
Dede : “ Apaan tuh?”
Tidak hanya Dede yang heran mendengar nama buah yang asing di telinga mereka. Hanya Eka yang pernah dengar nama itu, tapi belom pernah makan sedikit pun.
Dony : “ Mau rasa?”
( Membagikan masing-masing 1 buah)
Dede : Bagaimana cara makannya?”
Donny : ( Sempat garuk-garuk kepala)
“ Aku juga nggak tahu.”
Eka : “ Yeee, dasar aneh kau.”
Dedy : “ Kalian jadi anak Indonesia sejak kapan sih? Makan buah ketapi aja nggak tau. Liat nih aku.”
( Membanggakan diri sendiri)
Eka : “ Kata pribahasa Islam, orang macam kamu itu namanya Takabur!!!”
Dedy : “ Kau juga aneh. Dari tadi yang keluar dari mulutmu Pribahasa mulu. Cape dengarnya.”
Dede : “ Bagaimana cara makannya, Ded?”
Eka : “ De, jangan deh tanya sama orang kayak Dedy kalo mau ke jalan yang lurus.”
Dedy : “ Kau sirik aja. Terserah Dede, dong….”
Dede : “ Memang kenapa kalo aku nanya Dedy? Dia ‘kan tahu soal kecapi. Kau yang hobby berpribahasa juga pasti tahu ‘kan,..Malu Bertanya Sesat Di jalan. Dan aku nggak mau tersesat, makanya aku mau bertanya pada Dedy.”
Eka : “ Menurut aku pribahasa itu salah total. Kayaknya malah kebalikannya deh…”
Dedy : “ Sudahlah,…De…makan ketapi itu, gigit dulu yang putih-putihnya itu.”
Vina : “ Kulitnya nggak di kupas?”
Dedy : “ Ya ellah. Ngapain? Nggak usah. Aih, ngakunya anak Indonesia.”
Semua pun langsung mengikuti anjuran Dedy. Hanya Eka yang masih sanksi hingga pada akhirnya hanya menimang-nimang buah tersebut.
Dedy : “ Bagaimana? Enak ‘kan?”
Dede : “ Pueeh…asam….”
( Meludahkan yang di mulutnya)
Dedy : “ Yee..dasar. Kalo anak Indonesia pasti bilang enak. Kalo menurutmu, Vin?”
Walaupun sempat terlihat raut muka Vina yang agak kecut, dia langsung tersenyum.
Vina : “ Enak kok. Enak banget. Dasar Dede aja nggak tau lidahnya anak Indonesia.Yach, meskipun dagingnya rada keras tapi tetap enak. Enak begini kok,……”
Dede : “ Masa sih enak? Asam gitu…”
( Bergidik)
Ibu : “ Kalian sedang makan apa?”
Donny : “ Silahkan, Bu…”
( Menyodorkan sebiji ketapi)
Ibu : ( Menatap Vina)
“ kamu makannya salah, Vin…Ketapi itu di kupas dulu dong kulitnya. Masa kamu makan sama kulitnya sih….”
Vina : ( Bengong)
“ Pantesan keras. Ternyata ini kulitnya toh…”
Eka : ( Cekikikan)
“ Hi..hi…hi…gitu tuh yang namanya anak Indonesia berlidah Indonesia? Kulit kok di makan? Kapan Sejarahnya?”
Vina : ( Cemberut)
“ Yeee…jangan salahkan aku dong. Ini ‘kan anjuran Dedy.”
Eka : “ Hi..hi…hi…Dedy di turutin. Kalo mau ke jalan sesat sih nggak apa-apa.”
Ibu : Ngomong-ngomong nih, Ka….ada yang mau Ibu tanya. Tugas kamu sudah betul semua. Tapi kenapa ada yang kamu tulis, Banyak Bertanya Sesat Di jalan? Apa kamu salah tulis?”
Eka : ( Menggeleng)
“ Saya memang nulis begitu. Habis saya mau protes, Bu…Pribahasanya salah total. Mana ada Malu Bertanya Sesat Di jalan. Ada juga, Banyak Bertanya Sesat Di jalan.”
Semua yang mendengarnya mengkerut heran.
Ibu : “ Kenapa begitu?”
Eka : “ Survei sudah membuktikan. Kita lihat sendiri, betapa tersesatnya Vina saat dia melontarkan banyak pertanyaan ke Dedy.”
Ujar Eka sekalem mungkin membuat yang lain tambah bengong.
Eka : “ Jadi, Pribahasanya salah! Yang bener adalah Banyak Bertanya Sesat Di jalan.”
END

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih kunjungannya~ :)

 

bOLLywood-giRL.coM © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor