Jumat, 24 Februari 2012

Oppa and I

Diposting oleh Eka Suzanna di 13.23


23 Februari

 Awalnya sungguh aku sama sekali tidak mengingat, hari apa itu. Padahal kemarin ketika sedang membeli nasi goreng, sekilas aku melihat ke kalender (karena tidak ada kerjaan). Berlama-lama aku menatap kalender itu. Di rumah tidak ada kalender, maklum suka malas beli hehe. Jadi mumpung ada kalender kemarin (22 Februari di warung makan), aku mengamatinya sambil mengingat-ingat tanggal berapa sih hari itu. Ah..tanggal 22 Februari kayaknya, atau mungkin 23 Februari, cetusku. Tapi aku masih tidak ngeh.

Setelahnya aktifitas berjalan seperti biasa, ketemu cowok aneh, makan, minum, main laptop, nonton TV, tidur, dll hehe, sampai akhirnya kemarin (23 Februari), tepat sekitar jam 07.00 PM lewat, aku tidak ada kerjaan. Dan biasa lahh….kalian tau kan kalau aku sudah kumat –tidak ada kerjaan- penyakit annoying-ku kambuh hehehe. Aku mencoba telpon kak dewi. Sebenarnya tidak ada kepentingan sih (atau mungkin ada? lupa hehe), tapi kak dewi sedang sholat, jadi tidak jadi menelepon.

Aku: *nimbang2 hp sambil mikir* ngapain ya enaknya sekarang?

Trus aku teringat dengan kalender yang aku lihat kemarin di warung nasi goreng, dan aku segera melihat ke HP untuk mengecheck tanggal berapa hari ini..

ah…benar, 23 Februari. Berarti kemarin itu memang tanggal 22 Februari, pikirku.

Masih tidak menyadari sesuatu, lalu aku pergi nonton we got married. Sebenarnya sudah lama sih aku nontonnya, tapi mendadak ingin nonton lagi. Pasangan favoritku di we got married adalah khuntoria. Sebenarnya aku nonton itu karena aku lagi mau makan. Aku orangnya tidak terlalu suka makan, agak malas makan. Jadi, supaya aku mau makan, aku harus menulis cerita tentang makanan atau menonton sesuatu yang ada unsure makanannya hehe , dengan tujuan agar aku ngiler dan akhirnya mau makan hehe. Aku memutuskan nonton Khuntoria, karena di episode ke 30 ke atas itu banyak tentang makanan, jadi yah aku nonton. Eh nggak sengaja aku nonton episode ke berapa gitu (masih awal2), ehehe, itu ceritanya Nickhun kan ultah. Dan Victoria menyiapkan makanan untuk ‘suami’nya itu. Mulai lah Victoria masak2. Dan itu sanggup bikin aku ngilerrr hehehe

Sambil nonton itu, aku ingat Vic pernah nyanyi lagu happy birthday untuk khun. Dan tanpa sadar aku mulai nyanyi sendiri. “Happy birthday to you…saengil chukha hamnida…”

Aku berpikir, betapa sosweetnya kalau aku juga nyanyi untuk seseorang ‘special’ dengan menggunakan 4 bahasa seperti itu. *hhehehe*

Sstt.. keterangan: aku ini orangnya rada childish, and suka hal-hal yang berbau cute, imut, or childish. Pokoknya yang sosweet2 gitu hehe. Jadi jangan heran kalau aku selalu bertingkah childish hehehe

saat nyanyi2 itu lah otakku langsung ngeh pada sesuatu!!

Kok rasanya ada sesuatu di hari ini yang berhubungan dengan happy birthday ya???

Aku terdiam dan berpikir keras… dan TING!!!

Ini kan 23 Februari???!!

Bagai disambar petir, aku langsung terdiam lagi… (entah ekspresiku bagaimana saat itu), aku langsung berdebar2 sendiri.

Ini hari ulang tahunnya!
Why??
Kenapa aku bisa lupa??
Biasanya aku selalu ingat, bahkan sehari sebelumnya. Tapi sekarang, aku tidak ingat sama sekali! Kalau saja aku tidak nonton Khuntoria tadi, mungkin aku tidak akan ingat sampai sekarang!!
Huh. why? kenapa bisa?

Rasanya aku saat itu seperti merasa kecewa pada diriku sendiri. Padahal tanggal lahirnya dia selalu aku jadikan password-ku. Tapi kenapa aku bisa lupa? Harusnya kan aku ingat ya, karena aku selalu membuka FB, twitter, email, blog, dll, dengan password dirinya. harusnya kan aku PASTI ingat.

Aku langsung nelpon dia. Nomornya sih sudah aku delete, karena aku memutuskan untuk….hm, tidak akan menghubunginya lagi kecuali dia yang menghubungiku duluan. Aku tidak mau jadi annoying buat dia, makanya aku mendelete nomornya, (walau sebenarnya itu tidak ada gunanya, karena aku sangat hapal nomornya hehe ^^;; )
Aku menekan2 nomornya, dan … “Nomor yang anda tuju sedang sibuk…blablabla”

Ah..sibuk..

Aku terus mencoba tanpa henti, berkali2… tapi tetap sibuk. Sempat khawatir juga sih kalau dia ternyata sudah ganti nomor misalnya..

Walau begitu aku merasa jantungku berdetak cepat, dan mulai keringat dingin. Why?
Aku bingung sendiri.
Kenapa aku masih merasakan perasaan ini? Kenapa hanya meneleponnya saja aku sudah keringat dingin, nervous, berdebar2, dll? Rasanya seperti disuruh melompat ke jurang… tapi bedanya..ini perasaan bahagia.. bukan perasaan tertekan.

Karena nomornya sibuk, aku senewen. Demi melupakan rasa senewen akhirnya aku ngutak-ngatik laptop (walau tidak jelas melakukan apa.. kalau aku sedang gugup aku memang selalu bertingkah aneh hehe). Sambil mikir, terbersit keinginanku untuk nyanyi lagu happy birthday dengan 4 bahasa untuknya. Trus aku mikir, bahasa apa saja ya kira2 yang bisa aku pakai? Aku cuma tau bahasa korea, Indonesia, dan inggris. Sempat terpikir ingin pakai bahasa mandarin, tapi mendadak aku lupa ucapan selamat ulang tahun versi mandarin itu bagaimana hehehe. Akhirnya aku putuskan pakai bahasa jepang hehe.

Tanpa sadar aku mulai bernyanyi2 sendiri, sambil nyusun2 nada yang tepat agar tidak terdengar aneh.
Dan akhirnya terbentuklah lirik seperti ini :
“Saengil chucka hamnida, happy birthday to you, selamat ulang tahun kakak.. O tnajoubi omedetou..”
*nyanyinya dengan nada lagu selamat ulang tahun*
heheehe

wajahku rasanya memanas saat nyanyi itu. Aku berpikir… apakah aku tidak childish? Kok rasanya seperti cewek kekanakkan begitu?

Aku ingat dia selalu mengatakan bahwa aku childish, hehe. Dan rasanya aku tidak mau disebut lagi seperti itu. Tapi..ya sudah lah.

..tanpa sadar tanganku menekan lagi nomornya..dan..wah…kali ini tersambung!!

Dia langsung angkat!

kya…

Tahu tidak? Rasanya saat itu seperti aku terhempas ke jurang, atau mungkin seperti naik halilintar hehehe, tapi rasanya PLONG begitu.

“Halo..” suara laki-laki terdengar, dan aku semakin deg-degan hehe

“Hehehe..assalamualaikum..”

“Waalaikum salaam..”

“Kakak.. ini Eka..”

“Hah? Siapa?” sepertinya signal kurang baik.

“Eka. Ini Eka.”

“Hah siapa? Eka?”

Tertawa sambil frustasi. “Oh Tuhan..kakak, masa tidak kedengaran? Ini EKA,” sambil berusaha mempertegas pada kata ‘eka’.

“Oh..eka? Eka mana ni?”
Gubrak.

Entah lah…rasanya waktu itu aku seperti…kecewa..senewen..tapi juga nervous. Sempat mikir, ah kenapa dia tidak langsung mengenali aku? Apa dia sudah lupa padaku? Atau dia memang sudah tidak ingat sama sekali? Berarti aku sama sekali tidak berarti apa-apa?

Yah..aku memang orangnya suka negative thinking. Jadi jangan heran dulu hubungan kami suka ada salah paham cuma gara-gara aku yang sering negative thinking padanya. Dia saja pernah bilang kalau aku orangnya terlalu cepat menyimpulkan sesuatu dengan sendirinya (maksudnya menyimpulkan sendiri dengan pemahaman sendiri, tanpa mempertimbangkan dari sudut pandang lain) hehehehe

Karena itu aku berusaha positive thinking kemarin.. Bisa saja dia memang punya banyak teman bernama Eka, makanya bingung hehe. Lagian sudah begitu lama tidak ketemu, mungkin dia tidak mengenali suaraku..

“Ini Eka,” dengan nada gemas dan gregetan.

“Hah…eka mana? Eka mara? Eka jambi? …” diam sejenak dan aku sedang cemberut karena dia belum juga menebak dengan tepat.

“atau eka Tarakan?” tanyanya lagi.

ahh…akhirnya!

Tapi aku tidak mau mengaku. Lagian kenapa harus eka Tarakan? Apa dia tidak bisa menyebutkan nama lengkapku?? Ah..tentu saja. Dia pasti tidak ingat nama lengkapku, huh.

“Eka mana yooo?” dengan nada menggoda.

“Hm..eka mana sih?”

Mulut cemberut. “Ihhh…kakak nih! Masa nggak tau?? Iya! Ini eka Tarakan…”

“Oh hehe,” nada sumringah. “Tumben nelpon, Ka. Ada apa?”

sebenarnya dia berbicara cukup panjang, tapi aku tidak ingat kata2nya sebagian, tidak terdengar karena ada gangguan sepertinya. yang aku ingat/dengar cuma kalimat di atas.

 Aku tersenyum dan bertanya dengan nada jail/menggoda. “Hm..hari ini tanggal berapa yaaa?”

Dia langsung terkekeh, sepertinya sudah menangkap/mengerti maksudku. Dia balas berkata dengan nada jail. “Hmm…tanggal berapa ya hari ini?? Nggak tau tuh… Hari ini tanggal berapa ya, Ka?”

Aku tertawa geli dan langsung berkata, “Selamat ulang tahun, kakak…”
*untuk kak dewi (kalau baca): eka ngomongnya itu dengan nada seperti kalau eka nelpon kakak dan bilang ‘dadaah, kakak..’* hehe

Dia terkekeh, lalu tertawa. “…” *aduh aku tidak begitu ingat dia ngomong apa, soalnya dia sambil tertawa ngomongnya, dan aku juga tertawa, sama2 tertawa jadi tidak dengar jelas heheh, atau mungkin dengar tapi sekarang tidak ingat hehe*

“Wah…kok bisa tau/ingat?”

“…” hanya senyum2 malu hehe.

“Lihat di facebook ya?”

Manyun.

sejujurnya, aku sama sekali tidak lihat di facebook. Dan rasanya sedikit kecewa sih…kenapa dia harus menyangka aku melihat hari ulang tahunnya di facebook? Berarti dia tidak tahu (atau mungkin tidak meyakini) kalau aku sangat ingat dengan baik tanggal lahirnya?

Dan memang kemarin aku sama seklai tidak lihat di facebook. Aku ingat dengan sendirinya seperti yang aku ceritakan di atas.

“iihh…nggak, kok,” Mulut manyun (dan nada bicaraku rasanya seperti anak yang sedang merajuk hehe :p). “Eka memang tahu.”

“Wahh…” entahlah. Suaranya rasanya seperti nada ‘wahh’ saat melihat sesuatu yang menakjubkan hehe.

Aku mengaku. “Ya memang sih, awalnya eka sama sekali nggak ingat. Tapi untung saja eka segera ingat tadi, hehe. begitu ingat, eka langsung nelpon kakak. Tapi nomor kakak sibuk terus, huh..”

Dia tertawa. “Iya, aku tadi sedang menelpon.”

Saat itu aku langsung seperti ada perasaan negative thinking –again- dan cemburu. Jangan2 sama cewek.. karena nomornya sibuk sangat lama. sekitar mau 1 jam lebih.

“Kok bisa tahu sih tanggal lahirku?”

“Tau, dong,” serasa bangga, hehe.

Dia tertawa. “Mana kadonya nih?”

“….” tidak bisa berkata apa2 selain senyum2 sendiri, malu plus bingung. Sebenarnya saat dia bertanya seperti itu aku langsung terkenang dulu, saat aku memberinya kado di depan kelasnya. Langsung berpikir, apa dia juga teringat masa2 itu? Apa dia ingat?

Jadi aku hanya bisa nyengir. “Hehehe…”

“Mana kadonya? Masa nggak ada kadonya..?” tanyanya lagi dengan nada jail.

“Hehe…”

Dia beralih topik. “Aku kirain tadi Eka siapa.. Kirain Eka jambi atau Eka mara?”

aku manyun. Oke..jadi maksudnya dia punya banyak teman cewek gitu di sana?

“Oh…iya deh…nama eka memang pasaran,” kataku merajuk.

Dia tertawa.

Aku yang penasaran, bertanya, “Eh..itu eka jambi sama eka mara, memang benaran namanya… atau…cuma nama julukan dr kakak?”

Karena dia dulu senang banget memberiku nama julukan. Jadi mungkin saja dia juga memberi nama julukan untuk cewek2 lain itu.

“Hahaha. Bukan. Nama asli mereka.”

Oh? O.o

Aku bengong. Bukannya nggak percaya sih, tapi..kok rasanya aneh ya kalau itu benaran nama mereka? hehehe
“Trus? Kok eka disebutnya eka tarakan? Bukan nama lengkap juga?” cemberut… atau cemburu? hehe

Dia tertawa. “Kan dari tarakan. Tinggalnya di tarakan.”

Manyun. “Tapi sekarang eka nggak tinggal di tarakan. Jadi harusnya bukan eka tarakan, dong! weee..”

“Hahaha. Btw, kamu masih kuliah?”

“Ya masih lah kak…” cemberut. “Kenapa?”

Dia tertawa. “Nggak. Eh, emang kamu ada keluarga di sana?”

“Nggak ada. Kan kakak tau eka keluarganya asli tarakan hehe.”

“Oh..” dia tertawa. “Trus, kamu berani di sana tinggal sendiri?”

“Berani dong!” serasa bangga hehehe.

Dia sepertinya mencibir. “Hmmm…masa sih? Ah..nggak percaayaaaa.”

Cemberut. “Ihh…kok gitu?? berani, kok. Buktinya, eka masih bertahan sampai sekarang..”

Dia terkekeh. “Ngekost sendiri atau…?”

Langsung motong. “Sendiri.”

“Hm…masa??” dengan nada nggak percaya.

Aku nggak tau sih kenapa sedari tadi dia tidak percaya kalau aku bisa sendiri -__-
Mungkin karena aku dulu sangat manja..kekanakkan, jadi terliahtnya tidak mungkin bisa mandiri.

“Iya..benaran. Sendiri. Kakak sendiri?”

“Hm…ngekost. Eh, bukan ngekost sih…tinggal di drom university.”

“Oh di asrama?” sebenarnya aku sudah tahu sih, dulu dia pernah cerita kok. Tapi sepertinya dia lupa kalau pernah cerita. Ya sudah, aku pura2 aja nggak tahu. “Asrama putra? Atau asrama campur?”

Sebenarnya aku juga sudah tau…dia di asrama putra hehe.

Dia tertawa sejenak. “Asrama campur.”

“Huh??” kaget.

Dan kembali terbersit pikiran…wihh..pasti banyak cewek tuh…huh.

Dia tertawa dan meralat. “Nggak kok. Asrama putra. Kalau asrama campur… __” yang ini nggak jelas, karena dia bergumam2 pelan gitu. “..ntar keenakan lagi.”

“Hmm?” melotot. Soalnya yang kedengaran cuma ‘keenakan’nya, kalimat sebelumnya nggak jelas. “Apa kakak bilang tadi?”

“Asrama putra.”

“Bukan. Itu..yang keenakan itu.”

“Oh..” Dia tertawa. “Iya, kalau asrama campur nanti keenakan lagi.”

“Hm? Siapa yang keenakan?” tanyaku dengan nada…seperti mencurigai hehehehe

“Ya mereka.”

“Hah?” bingung. O.o mereka siapa? cewek2nya? Kalau memang begitu..wih kePDan banget nih orang. Atau..teman2 cowoknya?

“Siapa yang keenakan?” tanyaku lagi.

Dia tertawa.. “Ya mereka, haha.”

Masih tidak ngerti.

Dia beralih topik. “Ini nomermu?”

Hm? Langsung mikir, oh iya…ini kan nomor yang baru aku pakai setelah dia pergi. Jadi dia tidak tahu, karena aku juga tidak pernah menghubunginya dengan nomor ini. “Hm, kenapa memangnya?”

“Nggak. cuma nanya aja. Ini nomormu?”

“Hm..iya.. cuma jarang dipake. Kenapa memangnya?”

“nggak. Cuma nanya aja. Hm…  Trus nomor as-mu?”

“Kenapa?”

“Bukannya nomormu As ya? Kalau nggak salah terakhirnya… 702 kan?”

Manyun..

Aku saja sangat ingat dengan jelas nomornya. Tidak lupa satu angka pun. Tapi dia? Hanya tahu nomor belakangnya? Itu pun juga salah, huh.

Tapi disisi lain, aku senang juga hehe. Minimal dia masih ingat kartuku AS :)
dan tahu nomor belakangnya, walau salah sih…tapi tetap minimal dia sedikit banyak ingat.…hm..apa ya namanya? Kalau ada orang bisa memperhatikan nomor telepon kita seperti itu, apa kah itu tidak berarti sedikitnya kita bisa masih dibilang penting? heheheh *GR*

“202, kak,” dengan nada menggerutu atau pura2 sebal.

“Oh iya, 202. Udah nggak dipake?”

“Pake, kok. Cuma karena kebetulan yang AS gak ada pulsa untuk nelpon, jadi eka pake yang ini, ehehehe.”
Dia tertawa lagi. “Oh…dasar. . rr..eh,  SMS aku dong pake nomor AS-mu. Nomornya udah ga aku save.”
 Sempat terbersit seperti ini…what? kenapa?

Untungnya sebelum aura negative menyebar, dia menambahkan, “aku ganti hp.”

Oh…oke lah sedikit bisa diterima alasannya hehe

 Aku sangat ingin menjawab, ‘aku akan SMS kamu kapan aja kamu maaauuuu!!!’

Tapi aku sadar diri, aku harus stay cool, nggak boleh agresif kayak dulu. “Hm..Oke lah. Kapan2…”
dengan nada tenang, padahal jantung kebat-kebit hehe.

Dia tertawa. “Ha..kapan2? Haha.. Kapan2 itu kapan?”

“Malam ini? Besok?” gumamku tanpa sadar –sepertinya efek ingin mengSMSnya sesegera mungkin hehe. Tapi aku segera meralat. “Hm ya kapan2, kalau ada moment yang pas.”

“Kenapa harus tunggu ada moment yang pas?”

Aku terenyuh. Teringat kembali saat2 dulu. Dulu itu bisa dibilang kami SMS-an setiap saat, pokoknya selalu dan selalu. Dan memang kebanyakan aku yang selalu SMS duluan. Biasanya sih SMSku isinya nggak penting hehehe. Dan suatu kali, ketika dia sudah mau lulus, aku nyuruh dia isi diaryku. Isi semua kesan2 tentangku selama ini. Dia menulis banyak. Mulai dari kesan pertama waktu kenal aku, sampai kesan kedua setelah benar2 kenal aku hihihihi.

Salah satunya dia menulis pesan untukku ‘jangan sering2 SMS ya. nomormu memenuhi inboxku setiap hari ;p hehehe’
Dia sih bercanda. Tapi itu membuatku sadar, bahwa bisa jadi aku mengganggunya walau dia tidak bilang. Kalian tahu kan sifat yang aku tulis di note ‘annoyingnya aku’? hehehe.

Ketika kami sudah pisah..aku memutuskan untuk tidak mau kontak2 dia. Aku…aku tidak mau jadi annoying untuknya.
Makanya waktu dia tanya ‘kenapa harus tunggu ada moment yang pas?’

Aku bingung jawabnya. Setelah diam cukup lama akhirnya aku ngaku, “Nanti kakak terganggu lagi kalau eka SMS di moment yang tidak pas.”

Dia tertawa dan terkekeh, tapi tidak menyahut apa2.

Dia beralih topik. “Masih suka acting?”

Aku tertawa. “Hm…sudah nggak pernah lagi hehhehe.”

Dia tertawa lagi.

*habis itu kami terus bercanda, tertawa2. Tapi aku lupa apa aja yang kami bicarakan hehe. Pokoknya banyak deh, mulai dari soal hobiku, hobinya, sampai mengenai kegiatan apa yang sekarang kami lakukan. Yang jelas dia melucuuuu terus tanpa henti*

Dan aku merasa itu bukan seperti dirinya. Dulu…dia yang aku kenal, orang yang cukup cool, berwibawa.. serius…dll. Tapi rasanya nyaman bersamanya.

Sekarang…aku sih tidak tahu dia berubah atau tidak, tapi dari gayanya menelepon..rasanya dia jadi sosok yang senang bercanda..dan senang menjaili aku. Dulu sih dia memang suka menggodaku dan menjailiku..tapi rasanya tidak seperti ini hehehe.

Dulu dia paling hanya menyikut2 lenganku kalau kita duduk berdampingan, sambil mencibir mengejek2ku apa saja. Dulu aku sering diberinya julukan ‘si manis jembatan ancol’ ‘cengeng’, ‘oneng’ ‘oon’  huhuhu T__T
Sekarang ini di telepon, dia bercandanya agak aneh sih hehe.

“Hm..ini benaran kakak nggak sih?” tanyaku dengan nada dibuat2 serius hehe.

Dia tertawa. “Ya iyalah..memangnya siapa lagi.”

“Hm, kok kayak beda ya? Nggak kayak yang eka kenal dulu?”

Dia tertawa dan mulai bercanda2 lagi, menceritakan lelucon aneh.

Aku meringis. “Hehe.. kak, kakak kayaknya belajar di sana jadi rada stress ya ? Sampai seperti ini…”

Dia tertawa. “Iya kali ya? Mungkin aku stress hehehe. Emangnya aku berubah banget ya?”

“Hm..kayaknya sih. Kayak beda dengan yg dulu..”

“Hehehe..dulu aku memangnya gimana? Serius ya? Berwibawa?”

“Iya..begitu..”

Dia hanya tertawa.

Kemudian dia diam, aku diam. Sebenarnya aku lagi gelisah karena bingung mau ngomong apa lagi, hehe *sampai guling2 di tempat tidur*

“Sekarang ada cowoknya nggak?” tanyanya tiba2.

Mendadak aku berhenti guling2 saat mendengar itu. Seperti apa ya… rasanya seperti tidak bisa bergerak…

“Hm..kenapa memangnya?” tanyaku pelan.

“nggak. cuma nanya aja.”

“….”

“pasti ada cowoknya nih. Ya kan?” dengan nada menggoda.

“….”

Aku sebenarnya lagi gigit bibir, mikir, jawab ‘iya’ atau ‘tidak’.

“hm… nggak ada..”

Oke.. jangan tanya kenapa aku jawab begitu ..

Entah kenapa aku ingin menjawab seperti itu.

“Ah..masa..?” masih dengan nada menggoda. “pasti sekarang ada cowoknya nih..”

“..nggak ada..kok.. Kenapa memangnya?”

“ccciieeee…. yang lagi puber..”

dititik ini aku bertanya2.. apasih maksudnya? Sudah menanyakan pacar..kemudian mengungkit2 soal puber? Apa hubungannya gitu, kalau sekarang aku sedang pacaran sama seseorang, dengan puber? Apa hubungannya? O.o

“Ihh…gaya amat ngomongnya. Beda setahun aja..” gerutuku.

Di titik ini sebenarnya aku agak senewen. Aku terus mikir, apa maksudnya dia bertanya2 terus masalah itu?
Apa dia kira, aku selamanya hanya akan terpaku pada drinya, tidak melirik cowok lain? *kalau memang dia mikir seperti ini…hm GR amat dia.. kePDan. Tapi..sebenarnya dia benar…tidak salah*

Atau dia sedang mencari tahu, apakah aku sudah melupakannya atau belum, makanya dia sengaja bertanya apakah sekarang aku sedang punya cowok atau tiidak?

Atau dia akan senang kalau sekarang aku sudah benar2 melupakannya dan beralih ke cowok lain?
Hm..entah lah. Aku tidak mengerti kenapa dia bertanya seperti itu -__-“

Dan..sekarang aku sadar, aku menjawab ‘tidak’ karena aku tidak mau dia menganggap aku sedang pacaran dengan seseorang. Entahlah..ada perasaan di hatiku yang menginginkan aku tidak ingin dia menganggapku begitu. Untuk alasan apa? Entah lah..

Dia tertawa mendengar gerutuanku. “Oh…beda setahun ya? Eh, berarti kamu 92 dong?”

Di sini aku tidak tahu apakah dia memang baru sadar aku kelahiran 92 dan hanya beda setahun dengannya, atau dia sedang menjailiku saja?? O.o

Rasanya sih yang kedua. Karena tidak mungkin dia tidak tahu. Kebangetan kalau dia benar2 baru sadar! Grrr *kepala bertanduk*

“Ihh…jadi kakak baru sadar gitu ya?” dengan nada pura2 merajuk/kesal.

Dia terkekeh. “Iya.”

“Huh? Jadi selama ini, kakak mikirnya eka kelahiran tahun berapa??”

Dia tertawa. “Kirain masih SD.”

Oke..di titik ini aku yakin, kalau dia bener2 hanya menjailiku saja.

Manyun. “Ihhh.. Kok gitu sih?”

“Habisnya kayak anak2 sih hehehe. Nggak keliatan dewasa hehehe.”

Manyun. “Kakak, kok hari ini jahat banget sih??”

Karena dia terus2an menjailiku seperti itu.

“Kamu masih seperti dulu nggak?” tanyanya lagi tiba2.

“Hm? Maksudnya?”

“Ya…tinggi, kurus, rambutnya lurus ..”

Aku tertawa, agak malu juga. “Kenapa memangnya?”

“Nggak. cuma nanya aja.”

Aku tertawa. “Kalau kakak sendiri gimana?”

Walau sebenarnya aku sudah tahu jawabannya, hehehe. Dia ini dulu tubuhnya tegap, berwibawa, cakep, tinggi. Tapi dia kalau sedang makan banyak, dia bisa cepat dengan mudah berisi. Tapi juga bisa kembali kurus dengan mudah hhehe. Dan aku tahu dia baru saja habis pulang dari amerika. Dan aku bisa menebak, dia pasti banyak makan di sana… Dari dulu memang nggak berubah, Kalau pergi ke luar kota/ luar negeri, dia selalu mengadakan wisata kuliner dadakan..dan pulang2 badannya jadi berisi hehe.

“Hm…” Dia terkekeh sejenak lallu tertawa, “aku? hahahah.. semakin buntal hehehe.”
aku tertawa juga. apa aku bilang kan? :)

Dia melanjutkan, “apalagi kemarin baru dari amerika. wiihhh..disana banyak makanan enak, jadi aku kerjanya makan terus. Pulang2 jadi buntal hehe,”

 Nah..kan..apa aku bilang, hehehe.

“Tapi yang pastinya sih masih ganteng kayak dulu,” jawabnya seraya terkekeh.

Aku tertawa.

“Hehehe. PD banget ya aku?”

Aku hanya tertawa lalu nanya. “Makan apa kak, di sana?”

sebenarnya aku khawatir dia tidak sengaja makan-makanan yg tidak halal.

“Hm..banyak.”

Dia cerita tentang makanan..tapi aku lupa makanan apa saja yang dia sebut hehe.

Sebenernya aku ingin bertanya soal ‘cewek’. Aku tahu dia di sana ada berdansa dengan cewek bule…entah di acara apa… huh.. tapi kalau aku bertanya, rasanya tidak etis. Lagipula aku tahu cewek itu bukan siapa2nya. Dan lagi ngapain juga aku nanya? Karena cemburu? Sekarang dia bukan siapa2. Dan aku tidak berhak cemburu. Jadi aku tidak bertanya.
Dia diam sejenak, kemudian kembali bicara. “Pasti sekarang kamu sudah berubah ya..”

“Hm? Maksudnya?” Ini aku benar2 bingung.

“Pasti sekarang sudah jadi lebih gaul.. Suka dandan.. Anak kuliahan. Pakaiannya pasti bla-bla-bla (ini aku lupa dia bilang apa), rambutnya pasti sudah dipotong mode, atau mungkin berpirang… sudah tahu dandan.. Banyak cowoknya..”

“Hm??” Aku kembali mikir yang tidak2. Apa dia ingin aku berubah menjadi sosok genit seperti itu? Atau, dia tidak ingin aku berubah seperti itu?

Sempat mikir, jangan2 dia ingin aku jadi seperti itu. Itu berarti dia tidak suka dengan sosokku yang dulu?
Manyun. “Kenapa memangnya? Eka dulu jelek ya?”

“Loh..kok ngomongnya gitu?”

“Habis kakak kok nanyanya gitu? Memangnya kalau eka masih kayak eka yang dulu, kenapa? Jelek ya?”

“Nggak. Nggak jelek, kok.”

“Oh…” Diam. Lalu mengaku. “Eka masih seperti eka yang dulu, Nggak ada yang berubah…. hehe. Culun ya?”

“Hm, nggak. Hm, tapi pasti banyak cowoknya? ya kan?”

“Hm…” sebenarnya aku bingung, kenapa pembicaraan tentang ini lagi?

“Nggak,” jawabku.

“Pasti ada cowoknya nih sekarang.”

“..nggak ada.”

“Aaah…bohong. Pasti sekarang lagi ada cowoknya..”

Akhirnya aku agak senewen juga. “Memangnya kenapa? Kok kakak bisa bilang gitu? Tau darimana kalau eka sekarang lagi pacaran?”

“Hm…tau dari suaranya, gaya bicaranya… frekuensi suaranya.. bla-bla..”

Hah? O.o
dititik ini aku semakin bingung, apa sih maksudnya? Apakah aku berubah? Mungkin gaya bicaraku? atau apa? hh…entah lah.

“Nggak ada, kok,” jawabku lagi.

“Ahh…bohong..” katanya dengan nada menggoda.

Aku makin senewen. Sebenarnya dia kenapa sih harus bertanya hal itu, dan diulang2? Apa aku harus menjawab ‘iya’ dia baru puas? Huh? Apa dia senang kalau aku punya cowok?

Akhirnya aku mencoba memutar balikkan, -saking tidak tahu mau jawab apa lagi, “Kakak sendiri? Pasti sekarang ada pacarnya kan?”

“Hm?” sepertinya dia agak kaget, karena suaranya heran gitu.

“Kakak sekarang ada pacar?” tanyaku, mengulang.

“Hm..nggak ada,” jawabnya, lalu terkekeh. “Lagi jomblo. Hehe. Lagi nyari nih. Nanti rencananya aku mau ngadain konferensi pers nih, buka pendaftaran, hehe,” jawabnya bercanda.

Entah apa yang aku pikirkan, aku berkata, “Kalau gitu eka boleh daftar nggak?”

 “Hah?” Dia tertawa. “Maksudnya? Kamu mau mendaftar?”

“Iya.”

Dia terkekeh. “Wah untuk sementara ini pendaftaran hanya dibuka untuk daerah jabotabek. Hehehe.”

“Oh…baiklah..”

*habis itu cerita2 lain lagi, kadang ketawa ketiwi, kadang aku tanpa sengaja curhat2 hehe*

Tiba2 dia nanya. “Oh ya.. mau dong baca ceritamu lagi. Sudah lama nggak baca.”

Aku tertawa malu. “cerita apa? Eka sudah nggak pernah buat cerita lagi…” dustaku.

Oke…aku berbohong. Maaf ya kakak ..

“Kirim dong ceritamu…ke emailku. Aku kangen.”

Dulu dia memang sering baca ceritaku, dan kadang selalu jadi orang yang aku cerewetin atau aku paksa untuk membaca ceritaku hehehe

“Ah..nggak mau ah…” jawab dengan malu. “Eka sudah nggak pernah nulis lagi..”

“Masa sih? Bohong ah..”

Iya kak. Memang bohong. Tapi mau bagaimana? sekarang yg saya tulis itu pangeran tomboy,…fs: after married.. sl: honeymoon.. Eh, tapi gila saja kalau aku kasih dia baca itu??? -__-“ mau taruh dimana mukaku???

“Hm…ya sudah, kirim cerita yg dulu2 aja.. aku kangen mau baca lagi.. Ya? Ya?”

*maksudnya yg dulu pernah dia baca2*

“Hmm….nggak mau ah..” soalnya aku malu,.. cerita yang dia maksud ini salah satunya sakura lover.. dan menurutku cerita itu jeleeeekkk banget. Rasanya kok malu ya kalau dia harus baca ulang? Hm.

“Hmm…kenapa malu?”

“Soalnya ceritanya jelek2.”

“Kenapa harus malu? Bukan kah cerita2 mu itu sudah disebar…dan banyak yg koment?”

“Hah? disebar dimana?” Aku tahu sih maksudnya di facebook…tapi kok dia bisa tahu?

“Itu di note facebook.”

“Ihh kok kakak tau??” surprised.

“Dulu aku sering liat. tapi sekarang aku nggak pernah buka facebook. setiap mau baca notemu suka nggak sempat.”

“Oh…” aku menghela napas lega. Untung saaajjaaa aku sudah protected note-ku hehe. jadi memang yang bisa baca hanya orang2 tertentu saja.

Tapi ada sih yang aku nggak protected. waktu itu SL Honeymoon. Karena lupa.  Tapi aku biarin saja .

“Kok nggak pernah tag aku lagi sih?”

Dulu sih awal2 aku memang sering tag dia. Tapi sejak pisah nggak pernah aku tag lagi.

“Hmm…” meringis. heheh. Aku mau jawab, ‘mana mungkinn aku tag cerita2 itu’ -__-“

“Soalnya jelek2 sih,” jawabku.

“Ah…nggak ah..”

“Iya…cerita eka jelek2. Ceritanya kayak teenlit2 gitu…kekanak2an…pokoknya ceritanya abg2 gitu..” dustaku. Hahahaha.

Maksud hati sih supaya dia tidak tertarik.

“Oh nggak apa2. aku suka kok. Justru itu kenapa aku suka baca ceritamu. Karena abg2 gitu. Lucu. Polos.”

Oh..kakak…seandainya kamu tahu eka sudah tidak sepolos dulu… -__-“, kamu akan bilang apa ya… huhu

“Hm..nggak mau ah…aneh…”

Dia seperti mendapat ilham, sehingga akhirnya menjawab tenang. “Oh ya sudah. Nggak apa2. Aku bisa baca di note2mu kok.”

What?!???

Aku hampir keselek.

Seingatku….waktu SL-honeymoon itu, tidak aku protected deh. Protect sih…cuma aku protectnya nggak semua. facebooknya dia masih bisa membaca..karena aku tidak memprotect untuknya. Waktu itu aku mikirnya karena dia tidak mungkin baca. Dia kan sudah tidak peduli padaku.

“Aaaaaa!!! Kakak! Jangan-jangan-jangan!!” Kalau dia baca SL honeymoon, aku mau taruh muka dimana ?? huhuhuh

“Kenapa?”

“Ya sudah..ya sudah. Eka kirim lewat email deh,” menyerah.

Dia tertawa penuh kemenangan. “Oke. ditunggu loh. Malam ini juga!”

“Iyaaa -__-!”

*sempat terjadi perdebatan beberapa kali dan tawar menawar yang cukup ribet hehehe*

habis itu kami sama2 diam. Aku diam..dia diam.. sampai akhirnya dia berkata, “Ya sudah…mending kamu kirim saja sekarang. Aku sudah nggak sabar nih mau baca..”

“Hmm…berarti harus tutup telepon dong?” dengan nada kecewa.

Dia tertawa pelan. “Ya kan bisa…ngirim sambil telponan.”

“Hmm….”

“Ayo cepat. Kok kayaknya susah amat sih? padahal kan gampang…tinggal buka laptop, ketak-ketik, kirim.”

“Huu…nggak asyik ah kalau sambil telpon..” Maksudku ..aku pengen puas2 dulu telponan hehe.

“Ya sudah, tutup aja telponnya.”

Manyun. “Kok gitu sih?? Lagian kan jarang2 eka telpon… Ini mumpung momentnya pas.”

“Hah? Maksudnya?”

“Ya eka bisa nelpon sekarang kan mumpung momentnya pas. kapan lagi coba eka telpon kayak gini? Jarang2 kan?”
Jadi maksudku biarlah puas2 telepon..

“Hm, jadi memangnya kamu cuma mau telponan sama aku setahun sekali aja, gitu?”

“Hmm…” gigit bibir. “Bukan gitu sih maksudnya..”

Aku diam…karena memang tidak tahu mau berkata apa lagi. Tidak mungkin aku mengaku kalau aku akan sangat senang kalau bisa telponan setiap saat dengannya ..

Akhirnya aku mencari topik lain. Dan mendadak teringat dengan nyanyian. “Aaaah…iya..eka lupa. Padahal tadi kan rencananya mau nyanyi..” gumamku dengan nada menggerutu.

“Hah? Nyanyi?” sepertinya dia bingung.

“Iya..tadi rencananya eka mau nyanyi. Tapi lupa… Hm, ya sudah lah,” Pasrah…dan sebenarnya maluu juga hehe.

Dia seperti mendapat ilham lagi, langsung semangat bilang, “Iya bener! Ayo nyanyi.. kan kamu nggak kasih aku kado. Jadi sebagai gantinya kamu harus nyanyi!”

Hayaaahh..ini sih namanya senjata makan tuan -__-“
Aku paling nggak bisa nyanyi..apalagi lagu Indonesia.

“Nggak bisa..” malu-malu.

“Ah…ayo dongg…” membujuk. “Ayo dong..anggap aja kado. Ayo..nyanyi.. Harus nyanyi.”

Sempat terpikir untuk nyanyi lagu selamat ulang tahun, tapi keburu di sela sama dia. “tapi nggak boleh lagu happy birthday,” katanya cepat, seperti tahu apa yang aku pikirkan.

“Hm..nggak bisa kak…eka nggak bisa nyanyi..”
*terjadi perdebatan lagi, dan dia terus membujuk*

Akhirnya aku menyerah. “Memangnya mau request apa?”

“Aku nggak mau request apa2. Terserah kamu saja. Ayo, ayo..”

*aku kembali menolak2 dan dia terus membujuk*

“Nggak bisa kak. Eka nggak tau nyanyi. Apalagi lagu Indonesia..”

“ya udah, lagu inggris saja.”

“Hahahaha…kan kakak tau eka nggak pinter nyanyi bahasa inggris.”

“Hm..korea deh..korea..”

“Hihihihihi…nggak tauuuuu.”

Ayo dong nyanyi. Nyanyi. Indonesia deh. Aku mau request lagu Indonesia. Aku kan cinta Indonesia hehe.”

“Nggak tau..eka nggak tau lagu Indonesia.”

Wajahku memanas tiba2.
sebenarnya sedari tadi aku ingin menyanyikan sebuah lagu..yang bisa dibilang dulu lagu aku dan dia. Tapi kok malu ya? Aku nggak berani hehe… *meringis*

“Ya sudah lagu korea saja.” katanya.

Hmm…aku mikir, dan memutuskan mulai menyanyi, “Saengil chucka hamnida, happy birthday to you, selamat ulang tahunkakak.. O tanjoubi omedetou..”

Di bagian akhir aku mulai tertawa malu dan tutup muka pakai bantal . Hahaha..padahal dia kan nggak liat ya…tapi kok aku tetap saja malu.

“Uwaaa… 4 bahasa!” serunya seperti …hm..apa ya? masa sih kagum? hehe. Atau senang? atau apa? Entahlah
Terus dia bertepuk tangan. Membuatku jadi tertawa malu.

“Itu..suaramu bagus, kok. Lembut,” katanya.

wajahku memanas lagi, dan aku segera beralih topik. “Kakak tau nggak tadi bahasa apa saja?”

Dia menjawab nakal. “tau. Bahasa Indonesia. Bahasa Prancis. Bahasa jerman..”

“Aaahh…” manyun. “seriussss..”

“Hehehe. bahasa sunda, bahasa jawa, bahasa tarakan..”

Manyun. “Ihh..kakak nih.”

“Eh, aku punya loh teman dari korea. waktu itu dia ada datang ke Jakarta. Dia orang korea asli.”

Surpraise. “Oh ya??”

“Iya. Aku bisa beberapa bahasa korea.”

“Oh ya??” surpraise lagi. “Coba?” pancingku.

Sepertinya dia kira aku tidak tahu apa2 tentang bahasa korea, jadi dia sok mengajariku hehe.

 “Iya…aku tahu kalau di sana tuh kalau menyapa bilang, ‘annyeong’.” jelasnya.

Aku tertawa. “Hahah iya. Tapi itu nggak formalnya, kak. Kalau yang formalnya, harus pake ‘anyyeong haseyo..’.”

“Iya. Trus kalau bilang terima kasih..apa itu…” dia mikir..

Aku langsung motong. “Kamsa hamnida..”

“Nah iya. Kamsa hamnida.”

“Bisa juga gomawo-yo.. hehe.”

“Iya.. trus apa lagi itu? Temanku itu selalu bilang opah-opah… kayak gitu.”

Aku awalnya bingung, tapi akhirnya ngeh…dan tertawa. “Oh, maksud nya ‘oppa’ ‘oppa’.”

“Nah iya itu.. ” Dia tersadar. “loh, kok jadi malah kamu yang lebih tau?”

Aku tertawa saja. “Hahaha. Dia bilang ke gitu sama siapa? Sama kakak?”

Iya. Dia kalau manggil aku pasti bilang ‘oppa’ ‘oppa’.”

Terbersit rasa iri dan cemburuku lagi…huhu..
Habisnya, bagaimana ya… kalau aku nonton di drama2 itu..kan rasanya kalau cewek manggil cowok ‘oppa’…rasanya bagaimana gitu, Kesannya kayak mesra.. habisnya imut2 gitu logatnya…
Hii…membayangkan ada cewek manggil dia oppa aku jadi rada senewen hehe.
Padahal dari dulu aku pengen banget manggil ‘oppa’ tapi nggak pernah kesampean.

“Oh..” gumamku pelan.

“Memangnya oppa itu apa sih?”

Gubrak. Hahaha.

“Oppa itu panggilang untuk kakak laki-laki. Misalnya kayak eka ke kakak, kalau di korea manggilnya ‘oppa’. Pokoknya itu panggilan cewek untuk cowok yang usianya lebih tua.”

“Ohh…begituuu..”

Entah apa yang aku pikirkan lagi, aku ngomong dengan nada merajuk. “Eka irii…”

“Hm?” Dia kayak bingung.

“Eka juga mau manggil ‘oppa’.”

Hehehe..memang sih dari dulu aku pengen banget gitu kalau dengar di drama2 korea ada yang manggil ‘oppa’..kesannya mesra dan imut2 gitu. Heheh. Jadinya, aku juga pengen..tapi bingung…siapa yang bisa aku panggil oppa? Kalau orang Indonesia kan pasti nggak ngerti dengan panggilan itu..yang ada ntar mirip sebutan untuk kakek2 lagi ehhehe.

“Hm?” Dia kaget. “Maksudnya? Kamu pengen manggil aku ‘oppa’?”

“Hm iya…” malu2 hehe.

“Hahaha. Emangnya aku kakekmu???” guraunya.

Aku tertawa juga. “Tapi eka pengen. Kedengarannya imut kan? Oppa… hehe. Coa deh kakak dengar kalau cewek2 korea ngomong gini ‘oppa, annyeong..’. Imut kan? Manis gitu..”

“Hm.., iya, imut.”

“Nah iya kan? Makanya eka pengen banget manggil ‘Oppa’ hehehe.”

Trus aku manggil2 dia oppa, dan dia berkali2 menolak panggilan itu karena kurang suka, terdengar seperti kakek2 hhehehe.

Dan begitulah,.pembicaraan trus melenceng kemana2 sampai akhirnya dia bilang, “Kapan nih di kirimnya??”
Karena kesal dia menginterupsi seperti itu di tengah2 pembicaraan, akhirnya aku bilang, “Wah kayaknya sudah mulai bosan nih, ya sudah deh… assalamualaikum..” kataku.

Trus aku mulai kembali ke laptop hehe.

Dan aku SMS dia pakai nomor AS, aku bilang gini,

“Saengil chucka hamnida, happy birthday to you, selamat ulang tahu, Oppa.. O tnajoubi omedetou.. hehehehe”

Dia jawab dengan cepat, “Aku masih save no-mu ternyata! Thanks yaaaa, ditunggu emailnya,”

haaa… berakhir lagi  deh..




THE END

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih kunjungannya~ :)

 

bOLLywood-giRL.coM © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor